Zakat Disebut Instrumen Strategis Memakmurkan Bangsa

Zakat/Ilustrasi istimewa

Zakat Disebut Instrumen Strategis Memakmurkan Bangsa

M Sholahadhin Azhar • 1 October 2025 13:40

Jakarta: Zakat dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi instrumen strategis dalam memakmurkan bangsa. Hal ini disampaikan pegiat zakat Bambang Suherman.

Mantan Ketua Forum Zakat (FOZ) ini melihat sejumlah persoalan yang masih membayangi ekosistem zakat nasional. Pertama, literasi masyarakat tentang zakat yang masih rendah. Kedua, kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat yang belum kokoh. Ketiga, regulasi yang belum sepenuhnya mencerminkan dinamika sosial budaya umat.

“Zakat bisa menjadi instrumen penting membangun kemandirian ekonomi umat. Dengan inovasi yang tepat, zakat tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menciptakan kemakmuran baru,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis, Rabu, 1 Oktober 2025.

Namun, agar potensi tersebut benar-benar terwujud, diperlukan peran kelembagaan yang kuat dan mampu menjadi lokomotif gerakan zakat nasional. Dalam konteks ini, BAZNAS sebagai lembaga resmi negara memiliki tanggung jawab besar untuk menunjukkan kepemimpinan dan menghadirkan terobosan nyata.
 


“Harapan masyarakat besar. Mereka ingin melihat zakat yang lebih berdampak. Dengan keberanian berinovasi, semangat berkolaborasi, dan komitmen menjaga akuntabilitas, BAZNAS bisa memperkecil kesenjangan antara potensi dan realisasi zakat,” tegasnya. 

Momentum seleksi pimpinan BAZNAS, menurut Bambang, menjadi titik penting untuk menjawab permasalahan tersebut. 

Bambang menekankan pentingnya pembenahan kelembagaan zakat agar bisa menjawab ekspektasi publik. Ia menyebut ada lima arah strategis yang bisa dijalankan. Pertama, BAZNAS harus berani menegakkan tata kelola yang transparan agar akuntabilitas publik benar-benar terjaga. Kedua, transformasi digital mesti dipercepat, bukan hanya untuk memperkuat kelembagaan, tapi juga agar layanan kepada muzakki dan mustahik lebih efektif.


Pegiat zakat Bambang Suherman (kiri)/Istimewa

Selain itu, kata Bambang, kolaborasi lintas pihak sangat krusial. “Zakat tidak bisa dikelola sendiri. Pemerintah, swasta, masyarakat sipil, kampus, hingga media perlu dipertemukan dalam sebuah ekosistem kolaboratif,” jelasnya. 

Ia juga menekankan perlunya inovasi dalam pendayagunaan, misalnya lewat program produktif seperti smart farming atau beasiswa strategis yang menyiapkan SDM unggul. Terakhir, ia mendorong agar BAZNAS mengokohkan perannya sebagai mitra pembangunan bangsa.

Bambang menutup, apabila dikelola dengan tepat, zakat bisa menjadi instrumen strategis pembangunan nasional, tidak hanya sebagai ibadah sosial tetapi juga sebagai motor penggerak kemakmuran bangsa.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Sholahadhin Azhar)