Mengenal Bank Emok, Rentenir Berkedok 'Sahabat' Emak-emak

Ilustrasi pinjaman Bank Emok. Foto: Metrototvnews.com/Husen.

Mengenal Bank Emok, Rentenir Berkedok 'Sahabat' Emak-emak

Husen Miftahudin • 29 September 2025 16:47

Jakarta: Dalam beberapa tahun terakhir, istilah Bank Emok makin sering terdengar di tengah masyarakat, khususnya di daerah pedesaan Jawa Barat. Nama ini sebenarnya bukan bank resmi, melainkan sebutan untuk praktik pinjaman informal dengan syarat mudah dan pencairan cepat, tetapi berbunga tinggi. 

Kata 'emok' sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti duduk bersimpuh, karena umumnya pinjaman ini ditawarkan pada kelompok ibu-ibu rumah tangga dalam pertemuan santai.

Sekilas, Bank Emok tampak membantu masyarakat kecil yang kesulitan akses pinjaman formal. Namun, di balik kemudahannya, praktik ini justru menyimpan risiko besar yang bisa mengancam ekonomi keluarga dan merusak kehidupan sosial masyarakat.

Berikut pengertian, bahaya, dan alternatif dari Bank Emok, dikutip dari laman Heuleut Desa dan Kemenkeu
 

Pengertian Bank Emok


Bank Emok merujuk pada praktik pinjaman uang yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu tanpa izin resmi. Syaratnya sangat mudah, biasanya hanya bermodalkan KTP, dan pencairan dana bisa dilakukan dengan cepat. Namun, bunga yang dikenakan bisa mencapai lebih dari 20% per bulan, dengan sistem pembayaran mingguan. Praktik ini juga dikenal dengan nama lain di daerah lain, seperti Bank Keliling, Bank Jongkok, Bank Plecit, atau Bank Thitil.
 
Baca juga: Cara Mengatur Plafon Pinjaman KUR BRI hingga Rp100 Juta
 

Bahaya dan dampak Bank Emok

  • Bunga tinggi
Bunga yang sangat tinggi membuat peminjam terjebak dalam lingkaran utang. Tak jarang, total bunga yang dibayarkan melebihi pinjaman pokok.
 
  • Tekanan sosial
Penagihan kerap dilakukan dengan cara yang menekan secara psikologis, bahkan mempermalukan peminjam di depan tetangga atau keluarga.
 
  • Mengikis solidaritas masyarakat
Dalam skema tanggung renteng, ketika ada anggota yang gagal bayar, beban ditanggung bersama. Hal ini sering memicu konflik dan merusak hubungan sosial di masyarakat.
 
  • Tidak ada perlindungan hukum
Karena ilegal dan tidak diawasi OJK, peminjam tidak punya perlindungan jika terjadi penyalahgunaan atau penipuan.


(Ilustrasi Bank Emok. Foto: Heuleut Desa)
 

Alternatif dan cara mengatasi Bank Emok

Untuk menekan praktik Bank Emok, pemerintah dan lembaga terkait telah menyediakan sejumlah program resmi yang lebih aman dan produktif:
 
  • Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Diluncurkan sejak 2007, KUR memberikan akses pinjaman bagi UMKM dengan bunga rendah berkat subsidi pemerintah.
 
  • Pembiayaan Ultra Mikro (UMi)
Diperkenalkan pada 2017, program ini menyasar pelaku usaha ultra mikro yang tidak terjangkau perbankan. Meski masih berbunga, syaratnya lebih ringan dan disertai pendampingan usaha.
 
  • Dana Desa
Sejak 2015, Dana Desa disalurkan untuk mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa, termasuk akses ekonomi. (Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)