Lee Jae-myung dalam kampanye pemilu presiden Korea Selatan. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 3 June 2025 19:12
Seoul: Sejumlah exit poll di Korea Selatan memproyeksikan Lee Jae-myung akan menjadi presiden baru dalam pemilihan umum yang berlangsung hari Selasa ini, 3 Juni 2025. Pemilu yang dilakukan lebih cepat dari jadwal ini dipicu periode singkat darurat militer yang diberlakukan mantan presiden Yoon Suk-yeol yang kini telah dimakzulkan.
Setelah pemungutan suara ditutup dalam apa yang digambarkan Lee sebagai "hari penghakiman" bagi Korea Selatan, kantor berita MBN menempatkan Lee pada perolehan 49,2 persen suara, jauh di depan pesaing terdekatnya, Kim Moon-soo di angka 41,7%.
Mengutip dari Guardian, hasil exit poll gabungan dari tiga media lainnya menunjukkan Lee dengan 51,7 persen dan Kim 39,3 persen.
Lee, seorang mantan pengacara hak asasi manusia berusia 61 tahun yang telah melakukan dua kali upaya menuju kursi kepresidenan di Gedung Biru, memanfaatkan gelombang kemarahan publik menyusul deklarasi darurat militer Yoon di awal Desember.
Perintah tersebut, yang dibatalkan dalam hitungan jam, memicu krisis politik terbesar Korea Selatan dalam beberapa dekade, di saat negara itu tengah berjuang melawan kemerosotan ekonomi, kesenjangan pendapatan, dan keraguan atas komitmen Amerika Serikat (AS) terhadap keamanannya di bawah Presiden Donald Trump.
Berbeda dari Lee, Kim berjuang untuk memenangkan hati para pemilih moderat, di saat partainya, People Power, berselisih tentang cara memandang warisan kepemimpinan Yoon.
Tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu Korsel kali ini cukup tinggi, yaitu 77,8 persen, yang tercapai sekitar satu jam sebelum pemungutan suara ditutup. Angka ini melampaui pemilu presiden sebelumnya di tahun 2022, menurut Komisi Pemilihan Umum Nasional Korea Selatan.
Lebih dari sepertiga dari 44,39 juta pemilih yang memenuhi syarat telah memberikan suara mereka dalam pemungutan suara awal Kamis dan Jumat lalu. Pengumuman hasil resmi diharapkan beberapa jam setelah pemungutan suara ditutup pada Selasa ini, pukul 20.00 waktu setempat, mungkin sebelum tengah malam.
Beberapa warga Korea Selatan memandang pemilihan umum ini, yang diadakan setelah pengadilan konstitusi menegakkan pemakzulan Yoon pada awal April, sebagai bukti bahwa demokrasi mereka dalam keadaan sehat.
Baca juga: Tujuh Kandidat Berebut Kursi Presiden Korea Selatan