Yuk Kenali Black Day: 'Hari Valentine' untuk Jomblo

Jajangmyeon, mie yang biasa dimakan pada Black Day. (Wikimedia Commons)

Yuk Kenali Black Day: 'Hari Valentine' untuk Jomblo

Riza Aslam Khaeron • 11 February 2025 14:11

Jakarta: Hari Valentine biasanya identik dengan cinta dan perhatian, tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki pasangan? Di Korea Selatan, tanggal 14 April menjadi jawaban untuk pertanyaan ini.

Hari yang dikenal sebagai Black Day ini memberikan kesempatan bagi para jomblo untuk merayakan status mereka dengan cara yang unik. Dengan jajangmyeon sebagai simbol utama, Black Day bukan sekadar momen untuk bersedih, tetapi juga untuk berbagi kebersamaan dengan teman-teman dalam suasana penuh humor dan solidaritas. Tradisi ini menjadi bukti bahwa cinta tidak melulu harus dirayakan dengan pasangan, tetapi juga dengan menikmati momen sederhana bersama orang-orang terdekat.
 

Apa Itu Black Day?

Black Day adalah hari di mana para lajang berkumpul untuk menikmati jajangmyeon, mie dengan saus kacang hitam khas Korea. Tradisi ini telah berkembang selama 28 tahun terakhir, menjadi momen untuk merayakan status lajang tanpa rasa malu.

"Ini mungkin terasa sedih karena mereka tidak merayakan Valentine’s Day atau White Day, tetapi sebenarnya ini adalah kesempatan untuk berkumpul dengan teman dan menikmati waktu bersama" ujar Kimyo Kim, seorang pemasar internasional di Seoul, melansir Forbes pada 11 Februari 2025.

Selain sebagai pelipur lara, hari ini juga menunjukkan pergeseran budaya di Korea, di mana generasi muda lebih terbuka terhadap status lajang mereka.
 

Tradisi Makan Jajangmyeon

Jajangmyeon adalah makanan ikonik yang melambangkan Black Day. Hidangan ini terdiri dari mie gandum tebal yang dilapisi saus hitam dari kacang kedelai, sering kali ditambah dengan daging babi atau sayuran.

Menurut Forbes, jajangmyeon awalnya adalah makanan perayaan untuk kelas menengah Korea Selatan, disajikan pada acara seperti kelulusan atau perayaan kecil. Kini, makanan ini menjadi simbol solidaritas bagi para lajang.

"Jajangmyeon digunakan sebagai makanan perayaan, seperti pada acara kelulusan—bukan untuk kalangan elit, tetapi untuk warga biasa Korea pada masa itu. Hidangan ini memiliki makna budaya yang mendalam dan menciptakan rasa nostalgia." kata Jung-Sun Park, profesor studi Asia-Pasifik di California State University.

Lebih dari itu, jajangmyeon juga menjadi simbol sederhana untuk mengekspresikan emosi. Menurut Smithsonian, mie ini dianggap setara dengan es krim di Amerika Serikat, yang sering dimakan langsung dari wadahnya sebagai bentuk pelipur lara.

Dalam suasana Black Day, jajangmyeon tidak hanya menjadi makanan tetapi juga medium untuk menyampaikan rasa sedih sekaligus harapan bahwa tahun depan mungkin akan berbeda. Selain mie, tren baru mencakup konsumsi makanan dan minuman lain yang berwarna hitam, seperti kopi hitam, kue cokelat hitam, hingga es krim hitam, yang menambah variasi dalam perayaan ini.
 
Baca Juga:
Asal-usul Coklat Menjadi Tradisi Hari Valentine
 

Asal Usul dan Dampak Budaya

Black Day muncul sebagai lanjutan dari Valentine’s Day dan White Day, yang masing-masing jatuh pada 14 Februari dan 14 Maret. Jika Valentine’s Day menjadi momen wanita memberikan cokelat kepada pria, White Day adalah waktu pria membalasnya dengan hadiah seperti permen atau cokelat putih.

Namun, bagi mereka yang tidak menerima apapun, Black Day menjadi hari untuk merayakan kesendirian.

Pemerintah Korea Selatan turut berperan dalam mempopulerkan Black Day sebagai bagian dari tren memiliki perayaan setiap tanggal 14 di tiap bulan. Menurut Go! Go! Hanguk, hari ini awalnya dirancang untuk mendukung "day marketing" sehingga restoran dan perusahaan dapat memanfaatkan momentum ini untuk menarik konsumen.

Selain itu, pemerintah juga melihat potensi hari ini sebagai bagian dari budaya lokal yang dapat memperkuat identitas nasional.

Sebagai peluang bisnis, Black Day menjadi ajang untuk mengadakan berbagai acara seperti kompetisi makan jajangmyeon, promosi diskon produk, hingga layanan pencarian jodoh seperti speed dating. Perayaan ini mencerminkan perubahan budaya di Korea Selatan, di mana generasi muda semakin terbuka terhadap konsep merayakan status lajang mereka tanpa stigma sosial.
 

Perayaan yang Berubah

Meski awalnya dipenuhi kesan melankolis, Black Day kini lebih meriah. Tidak hanya jajangmyeon, berbagai makanan berwarna hitam seperti kue cokelat hitam dan kopi hitam menjadi menu populer. Bahkan, acara-acara seperti speed dating dan kompetisi makan semakin menambah semarak suasana.

Black Day menjadi cermin budaya Korea Selatan yang unik, di mana status lajang tidak hanya diratapi tetapi juga dirayakan. Dengan menikmati jajangmyeon bersama teman-teman, para lajang mengingatkan kita bahwa cinta bisa datang dalam berbagai bentuk, termasuk cinta untuk diri sendiri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)