Studi Ungkap Bias Sistematis Media Barat dalam Pemberitaan Palestina

Pemberitaan terkait Gaza oleh media barat dianggap masih bias. Foto: Anadolu

Studi Ungkap Bias Sistematis Media Barat dalam Pemberitaan Palestina

Fajar Nugraha • 21 November 2025 15:41

Gaza: Sebuah studi komprehensif oleh Media Bias Meter mengungkapkan bahwa liputan media Barat tentang Palestina masih menunjukkan bias struktural yang mendalam.

Penelitian yang menganalisis 54.449 artikel dari delapan media besar mulai dari BBC, The New York Times, hingga Der Spiegel, antara Oktober 2023 hingga Agustus 2025 menyimpulkan bahwa narasi Israel mendominasi pemberitaan, sementara perspektif Palestina sering diremehkan atau diabaikan.

Ketimpangan narasi dan framing

Studi menunjukkan ketidakseimbangan signifikan dalam penyebutan kedua pihak. The New York Times menyebut Israel 186 kali untuk setiap satu kali referensi Palestina, sementara The Globe and Mail memiliki rasio 33:1.

BBC pun hanya menampilkan 11 judul yang membahas substansi Palestina dari 91 judul yang mengandung kata "Palestina", di mana sebagian besar justru membahas aksi protes atau grafiti "Free Palestine" yang digambarkan sebagai kekerasan.

Peneliti juga menemukan penghapusan konteks pendudukan ilegal dalam pemberitaan. Corriere della Sera menyebut pemukim atau pemukiman Israel 53 kali tanpa konteks hukum untuk setiap satu kali penggunaan istilah "ilegal". Istilah "terjajah" hanya muncul 29 kali dibandingkan 1.180 referensi terhadap wilayah sama tanpa pengakuan status pendudukan.

"Ini merupakan pembersihan sistematis terhadap pelanggaran hukum internasional," tegas laporan tersebut, dikutip dari Anadolu Jumat, 21 November 2025.

Penghapusan konteks sejarah

Media Barat dinilai konsisten mengabaikan akar konflik historis. Corriere della Sera mengutip serangan Hamas 7 Oktober 215 kali untuk setiap satu referensi blokade Gaza 2007. Istilah Nakba yang merujuk pengusiran massal warga Palestina tahun 1948 hampir tidak mendapat empati, dengan De Telegraaf hanya menyebutnya 21 kali dalam teks dan nol kali dalam judul.

Kerangka pemberitaan juga menunjukkan dehumanisasi terhadap Palestina. Istilah terkait terorisme digunakan tiga kali lebih sering daripada istilah kelaparan massal di Gaza oleh Le Monde, Der Spiegel, dan De Telegraaf.

Sebanyak 69 persen liputan Gaza disaring melalui lensa kontra-terorisme, sementara serangan Israel kerap digambarkan sebagai "tindakan presisi" meski menewaskan puluhan ribu warga sipil.

Studi menegaskan bias ini bukan sekadar kesalahan individual, melainkan kondisi institusional jurnalisme Barat yang "membentuk kebijakan, meredam kemarahan, dan menormalisasi ketidakadilan."

(Muhammad Adyatma Damardjati)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)