Science Project Challenge di Aula SMAK 5. Istimewa
Al Abrar • 22 April 2025 18:57
Jakarta: Sebanyak 108 siswa dari 16 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kristen (SLTAK) BPK Penabur Jakarta menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan solutif dalam ajang Penabur Science Project Challenge yang digelar di Aula SMAK 5 Penabur, Kelapa Gading.
Kompetisi ini juga diikuti oleh perwakilan dari SMAK Penabur Serang dan SMAK Penabur Bogor. Uniknya, peserta tidak diberikan informasi sebelumnya mengenai proyek yang akan mereka kerjakan. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para siswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah secara langsung.
"Ajang ini dirancang untuk membuktikan bahwa para siswa mampu mengaplikasikan apa yang sudah diajarkan oleh para guru di sekolah, untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan nyata yang seringkali datangnya tiba-tiba," kata Kepala Jenjang SLTAK Penabur Jakarta, Enche Gunawan.
Selama tiga jam, peserta yang dibagi dalam tim beranggotakan enam orang harus menyelesaikan dua tantangan, yakni merancang "rumah terdingin" dan "jembatan terkuat". Dengan dana terbatas, setiap tim hanya diperbolehkan membeli maksimal tujuh jenis material dari panitia. Material yang telah digunakan dalam satu proyek tidak boleh digunakan kembali pada proyek lainnya.
Salah satu peserta, Freja Kiyona dari SMAK Penabur Harapan Indah, mengaku mendapat pengalaman berharga dari lomba ini. Ketidaktahuan akan jenis tantangan yang akan dihadapi membuat adrenalin terpacu dan mendorong timnya untuk berpikir cepat.
"Karena kami nggak tahu materinya apa, jadi saat lomba adrenalin kami semakin terpacu dan mengasah critical thinking kami," ujar Freja. Ia memimpin tim beranggotakan lima siswa perempuan lainnya, dan mengaku kolaborasi berjalan lancar karena chemistry yang sudah terbangun.
Salah satu tantangan muncul saat material yang dibutuhkan timnya habis. Namun, mereka segera menyusun strategi baru. Kecepatan dalam pengambilan keputusan membawa tim Freja meraih posisi tiga terbaik dalam akumulasi nilai dua proyek yang dilombakan.
Kepala Bagian Kurikulum dan Evaluasi BPK Penabur Jakarta, Tri Wahyuni, menyebut kompetisi ini sangat efektif dalam mengasah keterampilan abad 21, seperti kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan berpikir kritis.
“Saya melihat anak-anak sangat antusias, para guru juga memberikan dukungan terbaik. Semoga ke depannya lomba dengan model seperti ini bisa diterapkan juga ke jenjang lain,” ujarnya.
Kompetisi ini juga menjadi sarana pembentukan profil siswa BEST (Be Tough, Excel Worldwide, Share with Society, Trust in God) yang menjadi karakter khas peserta didik BPK Penabur Jakarta.