PM Anwar Ibrahim dalam pidato pembukaan KTT ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, 26 Oktober 2025. (YouTube / RTVM)
Willy Haryono • 26 October 2025 08:32
Kuala Lumpur: Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN resmi dibuka di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu, 26 Oktober 2025. Pertemuan tahunan ini mempertemukan para pemimpin negara anggota kecuali pemimpin junta Myanmar, sementara Timor Leste akan diterima sebagai anggota penuh sebagai anggota ke-11 ASEAN.
Selain para pemimpin Asia Tenggara, KTT kali ini juga dihadiri sejumlah tokoh dunia, antara lain Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan hadir untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja.
Dalam pidato pembukaannya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menekankan pentingnya memperkuat kembali semangat dan tujuan ASEAN di tengah perubahan tatanan dunia yang belum pasti.
“Kepemimpinan bukanlah rutinitas, melainkan pilihan untuk memperbarui arah dan keyakinan bersama,” ujar Anwar di hadapan para pemimpin ASEAN dan tamu kehormatan.
Menurut Anwar, dunia kini berada dalam masa “ketidakpastian global dan kontestasi regional” yang menguji komitmen ASEAN terhadap kerja sama dan dialog. Namun, katanya, kekuatan ASEAN terletak pada keyakinan bahwa “rasa hormat dan akal sehat masih dapat menyatukan kita.”
Salah satu sorotan utama KTT ke-47 ini adalah penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja di Kuala Lumpur. Anwar menyebut langkah itu sebagai bukti nyata bahwa rekonsiliasi bukanlah kelemahan, melainkan keberanian untuk mengubah masa depan.
Anwar juga mengucapkan selamat kepada Timor Leste yang menjadi anggota ke-11, yang disebutnya turut memberi arti pada Visi Komunitas ASEAN 2045.
“Selamat sekali lagi kepada Presiden (Timor Leste) Jose Ramos-Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao. Posisinya di sini melengkapi keluarga ASEAN, menegaskan kembali takdir bersama kita dan rasa kekerabatan regional yang mendalam,” tuturnya.
“Dalam komunitas ini, pembangunan Timor-Leste dan otonomi strategisnya akan menemukan dukungan kuat dan berkelanjutan,” lanjut Anwar.
Ia juga menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk membantu proses perdamaian di Myanmar berdasarkan Konsensus Lima Poin, dengan menekankan bahwa perdamaian sejati harus “dimiliki dan dipimpin oleh rakyat Myanmar sendiri.”
Selain isu politik dan keamanan, KTT kali ini juga berfokus pada agenda ekonomi dan transformasi digital kawasan. Anwar mengumumkan peluncuran pembaruan ASEAN Trade in Goods Agreement, penguatan jaringan listrik kawasan (ASEAN Power Grid), dan percepatan kesepakatan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) pada 2026.
Dalam bidang teknologi, Malaysia juga mengusulkan pembentukan ASEAN AI Safety Network (AI Safe) untuk memastikan perkembangan kecerdasan buatan di kawasan tetap berlandaskan etika, keamanan, dan tata kelola yang baik.
Menutup pidatonya, Anwar menyerukan agar ASEAN tidak pasif di tengah perubahan global.
“Masa depan ASEAN tidak akan ditulis oleh keadaan, tetapi oleh pilihan-pilihan yang kita buat hari ini,” ucapnya sebelum secara resmi membuka KTT ke-47 ASEAN dan rangkaian pertemuan terkait.
Baca juga: Hadiri KTT ASEAN, Presiden Prabowo Disambut Hangat PM Anwar Ibrahim