Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Ronald Sipayung meninjau Sentra Pengolahan Pangan Gizi (SPPG) Rawa Burung 1. Metrotvnews.com/ Hendrik Simorangkir
Hendrik Simorangkir • 28 October 2025 13:12
Tangerang: Pembangunan Sentra Pengolahan Pangan Gizi (SPPG) Rawa Burung 1 milik Polres Bandara Soekarno-Hatta mencapai 99 persen. SPPG ini diharapkan beroperasi pada awal November 2025 yang diperuntukkan bagi warga di sekitar Perimeter Utara, dengan target sasaran 3.984 siswa dari sembilan sekolah.
"Secara fisik, bangunan SPPG sudah 99 persen rampung dan pengoperasian tinggal menunggu persetujuan dari BGN (Badan Gizi Nasional)," kata Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Ronald Sipayung, Selasa, 28 Oktober 2025.
Baca Juga :
Ronald mengatakan seluruh perlengkapan dan fasilitas utama telah terpasang, berbagai sertifikasi yang dibutuhkan seperti sertifikasi, halal, gizi, sanitasi, hingga penjamah makanan, sudah terpenuhi.
"Kami masih menunggu finalisasi sertifikasi kelayakan dan higienitas dari instansi terkait dan masih dalam proses," jelas Ronald.
Menurut Ronald, tim dari BGN dan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang telah melakukan survei dan pemeriksaan. Ronald berharap hasil akhir verifikasi dari BGN dan Dinas Kesehatan dapat keluar dalam waktu 14 hari ke depan, sehingga SPPG Rawa Burung 1 bisa mulai beroperasi pada awal November 2025.
"SPPG ini merupakan yang pertama di wilayah Bandara Soekarno-Hatta dan diperuntukkan bagi warga di sekitar Perimeter Utara, dengan target sasaran 3.984 siswa dari sembilan sekolah. Kami berharap SPPG ini segera dinyatakan layak beroperasi dan dapat memberikan manfaat nyata bagi warga sekitar," ungkap Ronald.
Selain pemenuhan aspek higienitas, SPPG Rawa Burung 1 melakukan pengawasan ketat terhadap keamanan pangan atau food security, sebelum makanan dikonsumsi para penerima manfaat.
Kepala Seksi Kedokteran Kesehatan Klinik Polres Bandara Soekarno-Hatta, Dedy Kurniawan menjelaskan, tahapan food security dilakukan dengan cara semua jenis makanan yang akan dikonsumsi diperiksa dari kandungan boraks, arsenik, dan sianida untuk memastikan tidak ada zat berbahaya.
"SPPG Polri harus memenuhi seluruh standar yang telah ditetapkan BGN, baik dari aspek gizi maupun kesehatan," kata Dedy.
Pemeriksaan keamanan pangan, Dedy menambahkan, dilakukan langsung oleh ahli gizi agar makanan yang diberikan benar-benar aman dan bergizi.