Harapan Terobosan Damai Ukraina Menipis, Putin Tolak Bertemu Zelensky di Turki

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Anadolu

Harapan Terobosan Damai Ukraina Menipis, Putin Tolak Bertemu Zelensky di Turki

Fajar Nugraha • 16 May 2025 10:14

Istanbul: Harapan akan terobosan damai antara Rusia dan Ukraina kembali meredup setelah Presiden Vladimir Putin menolak hadir dalam pertemuan langsung dengan Presiden Volodymyr Zelensky di Türki, Kamis 15 Mei 2025. Meski pembicaraan damai dijadwalkan digelar di Istanbul pada Jumat, kehadiran kedua belah pihak hanya diwakili delegasi tingkat menengah.

Putin menunjuk penasihat presiden Vladimir Medinsky untuk memimpin delegasi Rusia, sementara Ukraina akan diwakili Menteri Pertahanan Rustem Umerov bersama sejumlah wakil kepala badan intelijen dan pejabat tinggi militer.

Melansir dari Channel News Asia, Jumat 16 Mei 2025, pertemuan ini akan menjadi dialog langsung pertama sejak Maret 2022, tetapi kecil kemungkinan menghasilkan kemajuan nyata. Presiden AS Donald Trump, yang baru kembali menjabat Januari lalu menyatakan bahwa tidak akan ada kemajuan berarti tanpa pertemuan langsung antara dirinya dan Putin.

“Tidak ada yang akan terjadi sampai saya dan Putin bertemu langsung,” kata Trump dari atas Air Force One.

Pernyataan Trump tersebut diperkuat oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang mengatakan di Antalya bahwa Washington "tidak memiliki ekspektasi tinggi" terhadap pembicaraan Istanbul.


Penghinaan pribadi

Presiden Zelensky yang lebih dulu tiba di Ankara dan bertemu dengan Presiden Türki Recep Tayyip Erdo?an, menyatakan kecewa berat terhadap Rusia. 

“Saya merasa tidak dihormati,” ujar Zelensky.

“Tak ada waktu pertemuan, tak ada agenda, tak ada delegasi tingkat tinggi—ini penghinaan pribadi, kepada Erdo?an dan kepada Trump,” ungkap Zelensky.

Zelensky pun memutuskan tidak akan hadir secara langsung di Istanbul dan hanya memberikan mandat kepada timnya untuk membahas usulan gencatan senjata selama 30 hari secara tanpa syarat.

Sebaliknya, Moskow menuduh Ukraina “berusaha mengatur pertunjukan” dalam proses negosiasi. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak memastikan apakah Putin akan ikut serta dalam tahap selanjutnya pembicaraan ini.

Lokasi perundingan kosong

Ketidakhadiran para pemimpin di Dolmabahce Palace, Istanbul, pada Kamis menyebabkan suasana negosiasi terasa antiklimaks. Lebih dari 200 jurnalis yang telah menunggu di lokasi tidak menyaksikan perkembangan berarti karena delegasi Rusia tak memiliki lawan bicara di tempat.

Sementara itu, pejabat Rusia menyampaikan bahwa perundingan yang dimulai Jumat pukul 10 pagi waktu setempat akan difokuskan pada "pencapaian perdamaian jangka panjang" dan mengatasi akar konflik, sebagaimana disampaikan Medinsky dalam sebuah video.

Namun, jurang perbedaan posisi masih sangat dalam. Moskow menuntut Ukraina melepaskan wilayah yang telah diduduki Rusia, membatalkan niat bergabung dengan NATO, dan menyatakan status netral. Kyiv menolak tuntutan itu sebagai bentuk penyerahan tanpa syarat.

Sementara diplomasi jalan di tempat, pertempuran tetap berlangsung. Rusia pada Kamis mengklaim telah menguasai dua permukiman baru di wilayah Donetsk, memperkuat cengkeramannya atas hampir 20 persen wilayah Ukraina.

PBB memperkirakan ratusan ribu korban jiwa telah jatuh sejak invasi penuh Rusia dimulai pada 2022, menjadikan konflik ini yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

Gedung Putih menyatakan AS dapat menarik dukungannya terhadap proses mediasi jika tak ada kemajuan signifikan. Sebaliknya, banyak pihak meyakini bahwa inisiatif damai tidak akan efektif tanpa campur tangan langsung Trump dan Putin, yang hingga kini belum menetapkan waktu pertemuan.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)