dr Soetomo bersama keluarga di Surabaya pada 1937. Foto KITLV
Jakarta: Hari ini, Selasa, 20 Mei 2025, bangsa Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117. Tanggal ini ditetapkan sebagai hari bersejarah karena pada 20 Mei 1908, lahir organisasi modern pertama Boedi Oetomo yang menjadi tonggak awal kesadaran nasional bangsa Indonesia.
Tokoh sentral dalam peristiwa itu adalah Dr. Soetomo, yang dikenal luas sebagai pemimpin visioner dan peletak dasar pergerakan nasional Indonesia.
Untuk menghormati perjuangannya, pemerintah telah menetapkan Soetomo sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional pada tahun 1961. Siapakah sosok Dr. Soetomo dan apa saja jasa-jasa besarnya bagi bangsa Indonesia? Berikut penjelasannya.
Awal Kiprah Nasionalisme: Pendiri Boedi Oetomo
Dr. Soetomo lahir dengan nama Soebroto pada 30 Juli 1888 di Ngepeh, Nganjuk, Jawa Timur. Ia kemudian mengganti namanya menjadi Soetomo saat bersekolah di ELS Bangil. Pada 10 Januari 1903, ia diterima di STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) di Batavia, sekolah kedokteran untuk pribumi.
Di STOVIA inilah semangat nasionalismenya mulai tumbuh. Pada Rabu, 20 Mei 1908, bersama teman-teman seangkatannya, ia mendirikan organisasi Boedi Oetomo yang bertujuan memajukan pendidikan, pertanian, dan kebudayaan.
Boedi Oetomo dianggap sebagai organisasi modern pertama yang menjadi embrio pergerakan kebangsaan. Dalam kongres perdananya, Soetomo terpilih sebagai ketua.
Perintis Pendidikan Politik dan Dokter untuk Rakyat
Dr. Soetomo dikenal sebagai tokoh yang menjunjung pentingnya pendidikan sebagai fondasi kemajuan bangsa. Ia mendirikan Indonesische Studieclub di Surabaya pada 1924, dengan tujuan meningkatkan kesadaran politik dan kecerdasan masyarakat bumiputra.
Ia juga aktif sebagai pengajar di NIAS (Nederlandsch Indische Artsen School) dan mendukung pengiriman mahasiswa ke negara-negara Asia untuk memperoleh pengetahuan praktis.
Dalam bidang kesehatan, Soetomo tidak hanya aktif sebagai dokter, tetapi juga menjadikan profesinya sebagai medium pengabdian sosial. Ia memberikan pelayanan medis kepada rakyat miskin tanpa memungut bayaran.
Di rumahnya, ia menyediakan kotak donasi bagi pasien yang mampu dan memberikan uang bagi pasien tak mampu untuk membeli obat.
Pelopor Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Bumiputra
Soetomo menyadari bahwa kemerdekaan politik tidak dapat dicapai tanpa kemandirian ekonomi. Ia mendirikan Bank Bumiputra pada 1929 untuk membendung praktik lintah darat, dan mengubah bank desa menjadi koperasi kredit. Ia juga mendirikan lembaga Roekoen Tani untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pendidikan dan koperasi pertanian.
Gagasan ekonomi kerakyatannya berakar pada prinsip gotong royong dan pemberdayaan dari bawah. Ia percaya bahwa kemajuan bangsa tidak akan tercapai tanpa mengangkat martabat ekonomi rakyat kecil.
Pengaruh dalam Media, Kebudayaan, dan Perlawanan Sosial
Dr. Soetomo aktif dalam dunia pers dan menjadi pemimpin beberapa surat kabar seperti Soeloeh Indonesia dan Soeara Oemoem. Dalam tulisan-tulisannya, ia menolak ideologi ekstrem dan lebih menekankan pada nilai-nilai kebudayaan lokal. Ia memanfaatkan media kesenian seperti wayang, ludruk, dan ketoprak sebagai alat penyadaran sosial.
Ia juga mengkritik praktik sosial yang tidak berpihak pada kaum perempuan, seperti kawin anak dan perceraian. Dalam pandangannya, rakyat harus kembali ke sistem pendidikan pesantren yang sesuai dengan semangat dan kebutuhan mereka.
Pemimpin Anti-Korupsi dan Arsitek Partai Nasional
Dr. Soetomo tidak menganggap dirinya politisi dalam arti sempit. Ia justru dikenal sebagai pemimpin yang menolak korupsi, mengutamakan kejujuran, dan hidup sederhana. Setelah studi lanjutan di Belanda (1919–1923), ia aktif dalam berbagai organisasi politik, termasuk PPPKI, PBI, dan akhirnya Partai Indonesia Raya (Parindra) yang ia pimpin hingga wafat.
Ia juga menjadi anggota Gemeenteraad (Dewan Kota Surabaya) namun mengundurkan diri karena tidak sejalan dengan kebijakan kolonial. Dalam pidatonya, ia sering menyampaikan pentingnya membangun bangsa dari moralitas, semangat pengorbanan, dan kerja nyata.
Dr. Soetomo adalah simbol kebangkitan Indonesia dari penjajahan menuju kemerdekaan. Ia bukan hanya pelopor organisasi nasional, tetapi juga penggerak pendidikan, ekonomi, kesehatan, budaya, dan politik yang berlandaskan nilai etika dan kerakyatan.
Sebagaimana dikutip dalam dokumen Museum Kebangkitan Nasional, “Soetomo telah mendorong atau memberi inspirasi bagi perumusan konsepsi yang disebut Pancasila… terdiri atas kebenaran, keadilan, kesucian, kecintaan, dan korban.”
Semangat dan keteladanan Dr. Soetomo tetap relevan sebagai inspirasi dalam membangun Indonesia yang adil, kuat, dan bermartabat di masa kini dan masa depan.