Jakarta: Dengan latar belakang pendidikan master di bidang teknologi informasi, Devri Kirana memilih jalur yang tak biasa: merintis brand fashion yang memadukan budaya, seni, dan teknologi. Lewat Haluan Bali. Ia menyulap pakaian menjadi media bercerita. Bukan hanya lewat desain penuh warna, tetapi juga lewat teknologi Augmented Reality (AR).
"Awalnya saya punya keresahan karena keindahan budaya Indonesia hanya bisa saya lihat di kain wastra, yang seringkali mudah luntur dan tidak tahan lama. Saya ingin membuat sesuatu yang bisa bertahan dan juga bisa diceritakan ke dunia,” kata Devri seperti dikutip dari Juragan Jaman Now Metro TV, Rabu, 23 Juli 2025.
Haluan Bali berdiri di atas tiga pilar digital yaitu digital print, digital technology (AR), dan digital distribution melalui media sosial dan e-commerce. Corak kain yang digunakan mengusung tema budaya Indonesia yang kaya warna dan makna. Tak hanya menghadirkan keindahan visual, setiap desain juga bisa di-scan untuk menampilkan cerita melalui teknologi AR.
Produk Haluan Bali dijual dengan rentang harga Rp500 ribu hingga Rp3,5 juta, dan kini sudah memiliki komunitas pelanggan setia yang disebut “Warga Halu”. Jumlahnya mencapai lebih dari delapan ribu orang aktif. Mereka bahkan memiliki KTP khusus komunitas.
Devri juga menekankan komitmennya pada keberlanjutan. Haluan Bali memanfaatkan kain sisa produksi (zero waste) dan menggunakan bahan ramah lingkungan. Tak berhenti di situ, ia memiliki visi besar membangun sebuah ekosistem bernama “Rumah Halu”, sebuah ruang kolaborasi fashion dan teknologi di Bali, lengkap dengan kantor, toko, ruang produksi, dan pusat komunitas.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)