Harga Emas Tergelincir Jelang Pelantikan Presiden AS

Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Harga Emas Tergelincir Jelang Pelantikan Presiden AS

Annisa Ayu Artanti • 20 January 2025 12:36

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) diproyeksikan akan tergelincir menjelang pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump. Terlebih, harga emas sudah menghadapi tekanan jual yang signifikan pada Jumat, 17 Januari 2024, yang mendekati level USD2.700.

Penurunan tersebut terjadi setelah aksi profit taking menyusul reli tiga hari sebelumnya.

 
Menurut Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, tekanan ini turut dipicu oleh pernyataan mengejutkan dari Gubernur Federal Reserve (The Fed), Christopher Waller.

Pada Kamis, Waller mengindikasikan penurunan suku bunga pada bulan Maret tidak dapat dikesampingkan.
 
Pernyataan ini menciptakan ketidakpastian di kalangan pedagang, mengingat pasar sebelumnya tidak memprediksi adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Berdasarkan analisis kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bullish pada XAU/USD mulai menunjukkan tanda-tanda melemah.

"Proyeksi hari ini memperkirakan potensi kenaikan harga emas hingga USD2.702. Namun, jika terjadi reversal, harga dapat turun hingga target terdekat di USD2.677," kata Andy dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Januari 2025.


Pada sesi Asia awal Senin,  20 Januari 2025, harga emas melanjutkan penurunannya ke level USD2.695.
 
Baca juga: 

Jelang Pelantikan Trump, Harga Emas Melempem



Ilustrasi emas. Foto: Unplash

Dolar AS menekan emas


Dolar AS yang menguat secara luas menjelang pelantikan Presiden terpilih Donald Trump menjadi salah satu faktor utama yang memberikan tekanan pada logam mulia.

Selain itu, kekhawatiran mengenai potensi kebijakan perdagangan Trump turut menambah volatilitas pasar. Beberapa analis memprediksi serangkaian perintah eksekutif yang akan dikeluarkan oleh pemerintahan Trump dapat memicu lonjakan inflasi, yang pada akhirnya dapat memengaruhi pergerakan harga emas.

Selama tahun lalu, emas mencatatkan rekor tertinggi, didorong oleh kebijakan penurunan suku bunga The Fed, pembelian logam mulia oleh bank sentral, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.

Para analis memperkirakan bahwa emas masih memiliki potensi untuk mencapai level puncak baru tahun ini, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian perdagangan dan geopolitik global.

Imbal hasil obligasi 10-tahun AS saat ini diperdagangkan di sekitar 4,568 persen, turun lebih dari 5,0 persen dari puncak mingguan sebelumnya di 4,807 persen.
 
Penurunan imbal hasil ini memberikan sedikit dukungan bagi harga emas. Namun, pernyataan Gubernur Waller mengenai kemungkinan penurunan suku bunga pada Maret kembali menambah kompleksitas sentimen pasar.
 
Komentar Waller mencerminkan kekhawatiran The Fed terhadap potensi masalah ekonomi AS yang mungkin belum sepenuhnya dipahami oleh para pedagang.

"Dalam jangka pendek, harga emas diperkirakan akan menghadapi volatilitas tinggi. Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS menjadi salah satu faktor utama yang diawasi oleh para pedagang," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)