Kebangkitan Populisme di Jepang: Partai Sanseito Raih 15 Kursi Parlemen

Pemimpin Partai Sanseito Sohei Kamiya. (Anadolu Agency)

Kebangkitan Populisme di Jepang: Partai Sanseito Raih 15 Kursi Parlemen

Willy Haryono • 23 August 2025 14:08

Tokyo: Partai populis sayap kanan Jepang, Sanseito, mengejutkan panggung politik bulan lalu setelah berhasil meraih 15 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat. Capaian ini menempatkan Sanseito sebagai peraih suara terbanyak ketiga, sekaligus mematahkan anggapan bahwa Jepang modern kebal terhadap gelombang populisme.

Partai ini mengusung platform “Japan First,” dengan agenda utama memperketat kontrol imigrasi, menghentikan tunjangan kesejahteraan bagi warga asing, hingga mendorong pemeriksaan loyalitas terhadap penduduk non-Jepang. Meski Jepang memiliki proporsi penduduk asing terendah di antara negara-negara maju, Sanseito berhasil membingkai isu imigrasi sebagai ancaman tersembunyi.

Menurut para ahli, keberhasilan partai ini dipicu oleh meningkatnya ketidakamanan ekonomi di kalangan muda yang menghadapi stagnasi upah, ketidakstabilan kerja, dan memudarnya kepercayaan terhadap model kemakmuran pascaperang.

Pemimpin Sanseito, Sohei Kamiya (47), mantan guru bahasa Inggris sekaligus eks kader LDP, dianggap piawai membangun komunikasi langsung dengan pemilih yang kecewa melalui media sosial.

Media Sosial sebagai Mesin Politik

Kamiya bersama Kazuya Kyoumoto dan Yuya Watase mendirikan kanal YouTube Political Party DIY pada 2019, yang kini memiliki hampir 500 ribu pelanggan dan lebih dari 1.600 unggahan. Konten konspirasi COVID-19, antivaksin, hingga kritik terhadap media arus utama, menjadi bahan bakar popularitasnya.

Fabian Schaefer, akademisi Friedrich Alexander University Erlangen-Nürnberg, menyebut Sanseito sebagai “partai media sosial” yang lihai memanfaatkan perangkat digital. Sementara Yasuo Takao, ilmuwan politik Curtin University, menilai strategi digital cerdas dan ketidakpercayaan terhadap media tradisional menjadi kunci elektoral partai ini.

Gema Populisme Barat

Para pengamat membandingkan Sanseito dengan partai sayap kanan Eropa seperti Alternatif untuk Jerman (AfD) dan Reform UK, khususnya dalam isu anti-imigrasi. Bedanya, Sanseito mampu menjangkau pemilih lebih luas ketimbang kelompok ekstremis domestik.

Schaefer menilai keberhasilan partai ini didorong oleh tiga faktor: kefasihan menggunakan media sosial, agenda populis yang selaras dengan tren Barat, serta pemanfaatan teori konspirasi. Ia memperingatkan, penguatan partai antikemapanan berisiko melemahkan stabilitas politik Jepang.

Takao menambahkan, meski kecil kemungkinan Jepang mengalami polarisasi mendalam seperti Eropa, arah sejati Sanseito akan terlihat saat mereka berhadapan dengan realitas parlemen.

Identitas Jepang dan Isu Imigrasi

Meski hanya 3 persen penduduk Jepang berstatus asing, persepsi “invasi imigran” kian kuat. Schaefer mencontohkan, mahasiswa asing yang bekerja di toko swalayan kini lebih terlihat dibanding sebelumnya. Namun ia menegaskan, kebijakan imigrasi Jepang tetaplah salah satu yang terketat di dunia.

Takao memperingatkan bahwa politik eksklusif bisa mengikis identitas Jepang sebagai masyarakat damai dan inklusif. Ia mendorong agar perdebatan nasional soal manfaat dan tantangan imigrasi segera dilakukan, terutama dengan populasi yang menua dan tenaga kerja yang menyusut.

Kebijakan Luar Negeri dan Kontroversi

Di bidang luar negeri, Sanseito belum menunjukkan sikap jelas selain mendukung revisi Konstitusi pasifis Jepang untuk memperkuat militer. Takao menilai partai ini bisa saja mendorong Jepang lebih mandiri dalam keamanan, meski banyak gagasannya tetap bersumber dari Barat.

Namun, perjalanan politik Sanseito tak lepas dari kontroversi. Kamiya pernah meminta maaf atas hinaan rasial terhadap orang Korea, hingga menuai kecaman karena pernyataan diskriminatif terhadap perempuan. Takao menyebut partai ini sengaja menyembunyikan isu kontroversial dalam platform resminya demi meraih pemilih lebih luas. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Koalisi PM Jepang Shigeru Ishiba Kehilangan Kendali di Dua Kamar Parlemen

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)