Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman. Foto: Metrotvnews.com/Muhammad Adyatma Damardjati.
Husen Miftahudin • 20 August 2025 09:29
Jakarta: Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman menilai ruang penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI-rate masih terbuka lebar. Meskipun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 lebih tinggi dari perkiraan, pemulihan ekonomi belum terjadi secara merata di seluruh sektor.
Kondisi tersebut masih menandakan lambannya pertumbuhan kredit yang seharusnya menjadi penopang ekspansi ekonomi.
Helmi menjelaskan suku bunga riil di Indonesia masih berada pada level tinggi jika dihitung dari selisih antara BI-rate dengan inflasi inti. Kondisi tersebut menunjukkan adanya potensi ruang pelonggaran kebijakan moneter.
"Kami berpandangan ruang penurunan untuk suku bunga BI masih terbuka, di tengah melambatnya momentum pertumbuhan kredit. Suku bunga riil di Indonesia masih relatif tinggi jika diukur berdasarkan BI-rate dikurangi inflasi inti," ungkap Helmi di Jakarta, Selasa, 19 Agustus 2025.
Selain itu, ia menyoroti stabilitas inflasi yang tetap terjaga. Harga komoditas global relatif stabil, harga minyak terkendali, dan produksi pangan domestik di paruh pertama tahun ini cukup tinggi sehingga mampu menahan laju inflasi.
"Outlook inflasi sejauh ini masih relatif terjaga dengan harga komoditas yang terjangkau, harga minyak terkendali, dan produksi pangan di semester pertama yang cukup tinggi," tambah Helmi.
Baca juga: Penurunan BI Rate Angin Segar Bagi Bisnis Properti |