Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. MI/Tri Subarkah
Tri Subarkah • 14 February 2025 15:52
Jakarta: Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menilai tantangan pada Pemilu 2029 bakal menjadi yang paling berat untuk dihadapi pihaknya ketimbang pemilu-pemilu sebelumnya. Sorotan tersebut ditekankan karena pada Pemilu 2029, logistik yang dibutuhkan oleh partai sangat besar.
Surya meminta semua pihak tidak lagi menutup-nutupi fakta di lapangan, bahwa demokrasi Indonesia saat ini sudah mengarah pada kapitalistik dan liberalisme. Bahkan, ia tidak segan-segan menyebut liberalisme Indonesia sudah melebihi praktik di Amerika Serikat (AS).
"Ini demokrasi yang super liberal, lebih liberal dari Amerika. Negara ini, negara kita ini, hari ini, ada konsekuensinya dengan kebebasan yang absolut seperti ini," ujar Surya dalam Rapat Koordinasi Dewan Pertimbangan NasDem se-Indonesia yang digelar di NasDem Tower, Jakarta, Jumat, 14 Februari 2025.
Surya menyinggung, pilpres di AS tak hanya mengenal istilah popular vote atau suara terbanyak, tapi juga electoral vote alias suara elektoral. Pada Pilpres AS 2016, ia mencontohkan, capres dari Partai Demokrat Hillary Clinton dinyatakan kalah dari Donald Trump yang merupakan capres dari Partai Republik meski mengantongi suara terbanyak.
"Kalau di Indonesia, yang menang Hillary. Karena dia (menang) popular vote. Kita ini langsung. Di sana (yang menang) Trump (dengan sistem elektoral)," jelasnya.
Baca juga:
Absen di Silaturahmi KIM Plus, Surya Paloh Akan Hadiri HUT ke-17 Gerindra |