Investasi di Sektor Energi Terbarukan Indonesia Masih Minim

Forum Bisnis Indonesia-Prancis. Foto: Metrotvnews.com/Laura Sibarani.

Investasi di Sektor Energi Terbarukan Indonesia Masih Minim

Ade Hapsari Lestarini • 19 February 2025 11:05

Jakarta: Forum Bisnis Indonesia-Prancis membahas tantangan dan peluang transisi energi di Indonesia menuju target emisi nol bersih (Net Zero Emission/NZE) pada 2060.

Moderator dari Bloomberg New Energy Finance, Angela Lois Iskandar, mengungkapkan kekhawatiran mengenai kurangnya investasi di sektor energi terbarukan di Indonesia dan dampaknya terhadap pencapaian target NZE.

Ia juga menyinggung beberapa bank besar yang menarik diri dari aliansi NZE, meskipun banyak yang tetap berkomitmen pada keuangan berkelanjutan.

Angela Lois Iskandar kemudian mengajukan pertanyaan kepada para narasumber mengenai dampak potensial dari berkurangnya komitmen negara-negara besar terhadap Perjanjian Paris sebagai upaya global untuk membatasi pemanasan global.

Director Asia of HDF Energy, Mathieu Geze, menjelaskan kompleksitas tantangan transisi energi di Indonesia, khususnya perbedaan kondisi geografis.

"Di beberapa wilayah, seperti Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, batu bara masih menjadi sumber energi yang murah. Namun, di wilayah timur Indonesia, jarak yang jauh dan keterbatasan infrastruktur membuat ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga genset masih tinggi, dan batu bara masih menjadi pilihan utama," jelas Geze.

Geze menambahkan, teknologi baru seperti hidrometalurgi dapat membantu mengurangi jejak karbon dalam industri pengolahan nikel.

 

Baca juga: 30 Pebisnis Prancis Akan Datangi Indonesia Perluas Peluang Investasi



Ilustrasi. Foto: Medcom.id.
 

Transisi energi dan peluang bisnis


Ketua Kadin Net Zero Hub (NZH), Dharsono Hartono, menyatakan keyakinan akan pentingnya transisi energi dan peluang bisnis yang muncul.

"Transisi energi menghadirkan peluang bagi para pelaku bisnis. Teknologi baru seperti panel surya yang semakin terjangkau menunjukkan potensi besar.  Kita perlu bekerja sama, misalnya,  Prancis yang memiliki teknologi dan Indonesia yang memiliki sumber daya alam," ungkap Hartono.

Hartono juga menekankan pentingnya transisi energi yang adil dan merata.

Sementara CEO Eramet Indonesia Jerome Baudelet menambahkan komitmen perusahaannya terhadap target nol emisi pada 2050 dan upaya kolaborasi dengan mitra dan kompetitor di Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut.

Di sisi lain, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo menjelaskan peran penting hidrogen hijau dalam transisi energi dan upaya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi tantangannya.

Upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon melalui proyek berbasis alam dan penjualan karbon kredit di pasar karbon sukarela.

Ia menekankan pentingnya transparansi dan kredibilitas dalam proyek-proyek tersebut untuk menghindari praktik "greenwashing". Diskusi ini menyoroti pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia. (Laura Oktaviani Sibarani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)