Wisuda Universitas Budi Luhur. Foto: Istimewa.
Jakarta: Universitas Budi Luhur (UBL) akan mengoptimalkan peran kampus untuk membantu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencapai target indeks kota global. Hal itu dilakukan dengan program internasionalisasi, yakni menjalin mitra dengan berbagai universitas dari sejumlah negara.
Hal ini disampaikan Rektor UBL Agus Setyo Budi dalam kegiatan wisuda 1.142 mahasiswa UBL bertepatan dengan momen sumpah pemuda, 28 Oktober 2025. Semangat kebangkitan pemuda dalam sumpah pemuda, menjadi pesan mendalam yang diikrarkan oleh seluruh mahasiswa dan hadirin yang turut hadir dalam wisuda tahun 2025 ini.
"Setelah meraih predikat unggul, program selanjutnya adalah internasionalisasi dan menjalin mitra mulai dari penelitian hingga proses pembelajaran untuk meraih apa yang telah di cita-citakan," ucap Agus dalam keterangannya, Rabu, 29 Oktober 2025.
Salah satunya, kerja sama dengan Malaysia lewat pembukaan program S1 Kriminologi dan S2 Teknik Informatika. Metodenya, pembelajaran jarak jauh (PJJ). UBL juga akan membuka satu prodi baru yakni S2 Kriminologi pertama di Indonesia untuk Perguruan Tinggi Swasta.
"Untuk S2 Kriminologi akan dibuka pada semester depan dan sedang kita ajukan," ujar Agus.
Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III, Henri Togar Hasiholan Tambunan menyampaikan wisuda bukanlah dari akhir dari perjalanan belajar, tetapi awal dari babak baru dalam kehidupan.
"Di tengah perubahan global yang cukup cepat, saudara-saudara dituntut untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang senantiasa mau beradaptasi, berfikir kritis, dan memegang sebuah integritas," ungkap Agus.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno turut berkesempatan hadir. Ia menyampaikan wisudawan bukan lagi sekedar mahasiswa. Namun, penerus ikrar yang disampaikan oleh para pemuda 97 tahun yang lalu, yang saat ini sebagai pemilik fajar baru bagi Indonesia.
Bang Doel, sapaannya, juga mengungkapkan, kesadaran itu harus diperbarui. Bangsa Indonesia tidak akan bertahan dari keluhan dan kemarahan, melainkan dari kolaborasi dan kecerdasan.
"Saudara-saudara disebut cerdas berbudi luhur. Dua perihal yang tidak boleh dipisahkan. Kecerdasan tanpa budi adalah kesombongan. Budi tanpa kecerdasan adalah kepasrahan. Tetapi bila dua hal itu bersatu, lahirlah kekuatan yang mengubah zaman," pesan Rano.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno. Foto: Istimewa.
Rano menitipkan tiga pesan kepada para wisudawan dan wisudawati. Pertama, jangan pernah berhenti belajar. Ia menegaskan gelar akademik bukan garis akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang pengabdian.
Kedua, bangun reputasi bukan sekedar karier. Di era penuh distraksi, integritas adalah mata uang yang nilainya tidak pernah turun. Ketiga, gunakan ilmu untuk kemaslahatan Jakarta dan Indonesia.
"Yang membutuhkan manusia-manusia yang bukan hanya kertas tetapi juga berhubung-hubung sesuai pesan kampus yang melahirkan Anda," ujar Rano.