Petugas gabungan dari berbagai elemen mengasesmen amblesnya bahu ruas jalan di Kampung Kopeng Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi. Dokumentasi/ Media Indonesia
Sukabumi: Cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Pemerintah daerah setempat pun masih memberlakukan status siaga bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, mengatakan pemberlakuan status siaga bencana hidrometeorologi mengacu prediksi curah hujan yang masih berlangsung hingga saat ini.
"Sebetulnya, penetapan status siaga bencana hidrometeorologi sudah diberlakukan sejak Oktober 2024. Sampai saat ini, status tersebut masih berlaku atau sampai Mei 2025 berdasarkan SK wali kota," kata Novian di Sukabumi, Minggu, 25 Mei 2025.
Novian tak memungkiri, kondisi cuaca akhir-akhir ini cukup ekstrem. Di wilayah itu, kurun sepekan terakhir terjadi beberapa kali bencana hidrometeorologi yang dipicu tingginya curah hujan.
Teranyar, bencana terjadi pada Kamis (22/5) malam. Tanah longsor dan banjir limpasan terjadi di 20 titik tersebar di beberapa kecamatan.
"Kami siaga menghadapi potensi bencana susulan mengingat curah hujan masih tinggi," jelas dia.
Di sisi lain, kata Novian, kalau mengacu ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saat ini sebetulnya memasuki musim kemarau. Namun kondisi cuaca relatif cukup sulit diprediksi.
"Jika mengacu provinsi, kondisi saat ini malah sudah siaga kekeringan berdasarkan SK gubernur," ungkap Novian.
BPBD terus melakukan mitigasi bencana melalui monitoring ke setiap daerah rawan bencana banjir limpasan maupun tanah longsor. Terutama memantau kondisi saluran air atau aliran sungai.
"Penyebab banjir limpasan di Kota Sukabumi bukan hanya karena tingginya curah hujan. Tapi lebih kepada tak berfungsi maksimalnya saluran-saluran air sungai. Kami masih menemukan banyak saluran air yang dipenuhi tumpukan sampah. Kondisi ini akan berpotensi menyebabkan banjir limpasan," ungkapnya.
Novian berharap aparat wilayah di tingkat kelurahan juga kecamatan harus mampu membina masyarakat mampu menjaga lingkungan. Dia menuturkan, upaya pencegahan potensi kebencanaan diperlukan peran aktif masyarakat dan jajaran aparat di tingkat kewilayahan
"Misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan supaya tidak terjadi bencana di lingkungan masyarakat," ujar Novian.