Ilustrasi. Foto: Freepik.
Eko Nordiansyah • 18 November 2025 08:15
Houston: Harga minyak turun pada Senin, 17 November 2025, mengembalikan sebagian keuntungan kuat yang terlihat pada akhir pekan lalu, setelah pelabuhan Novorossiysk Rusia melanjutkan pemuatan minyak mentah, meredakan kekhawatiran langsung atas gangguan pasokan.
Dikutip dari Investing.com, Selasa, 18 November 2025, Minyak Brent Berjangka yang berakhir pada Januari turun 0,7 persen menjadi USD63,97 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate WTI berjangka turun 0,7 persen menjadi USD59,52 per barel.
Brent dan WTI melonjak lebih dari dua persen pada Jumat setelah Ukraina melancarkan serangan besar-besaran terhadap Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia di dekatnya, yang menyebabkan kerusakan dan menghentikan ekspor yang setara dengan sekitar dua persen dari pasokan global.
Namun, pada Minggu, laporan media menyebutkan data pelacakan kapal tanker menunjukkan kapal tanker kembali memuat minyak mentah di pelabuhan.
Meskipun dimulainya kembali pemuatan membantu meredakan krisis pasokan, pasar tetap berhati-hati. Militer Ukraina mengatakan telah menyerang kilang Ryazan Rusia pada Sabtu dan kilang Novokuibyshevsk di wilayah Samara pada Minggu, yang menimbulkan kekhawatiran baru atas gangguan jangka panjang.
.jpg)
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Pasar juga berfokus pada pengetatan sanksi AS. Washington telah memberlakukan pembatasan baru yang melarang perusahaan bertransaksi dengan perusahaan minyak besar Rusia, Lukoil dan Rosneft, setelah 21 November, yang memaksa pembeli untuk mengakhiri kontrak dan menimbulkan pertanyaan tentang berapa banyak minyak mentah yang mungkin tertahan.
"Meskipun pasar minyak diperkirakan akan tetap surplus besar hingga 2026, pasar ini juga menghadapi risiko pasokan yang semakin besar. Skala dan intensitas serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia semakin meningkat," kata analis ING dalam sebuah catatan.
"Risiko juga muncul di tempat lain, dengan Iran menyita sebuah kapal tanker minyak di Teluk Oman setelah melewati Selat Hormuz. Selat tersebut merupakan titik kritis utama bagi pasar minyak global, dengan sekitar 20 juta barel per hari melewatinya," tambah mereka.
Data posisi terbaru menunjukkan spekulan meningkatkan posisi net long mereka di ICE Brent sebanyak 12.636 lot selama pekan pelaporan terakhir menjadi 164.867 lot per Selasa lalu.
"Hal ini terutama didorong oleh short covering. Hal ini menunjukkan beberapa pelaku pasar enggan untuk melakukan short selling saat ini di tengah risiko pasokan terkait ketidakpastian sanksi," tambah ING.