Emir Qatar Janji Pertahankan Kedaulatan dari Israel

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Foto: Anadolu

Emir Qatar Janji Pertahankan Kedaulatan dari Israel

Muhammad Reyhansyah • 16 September 2025 12:10

Doha: Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani memperingatkan bahaya visi ekspansionis Israel di kawasan Arab dan mengecam keras pengeboman mematikan pekan lalu di Doha yang disebutnya sebagai tindakan “terang-terangan, pengkhianatan, dan pengecut.”

“Ibu kota negara saya menjadi sasaran serangan licik yang menargetkan sebuah hunian bagi keluarga pimpinan Hamas dan delegasi negosiasinya,” ujar Sheikh Tamim dalam pidato pembukaan KTT darurat Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). 

"Warga kami terkejut, dan dunia terperangah atas agresi dan tindakan teroris pengecut itu,” kata Sheikh Tamim, merujuk pada kecaman internasional terhadap serangan 9 September yang menewaskan enam orang.

“Kami bertekad melakukan apa pun yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan kami dan menghadapi agresi Israel,” tegas Sheikh Tamim. 

Doha, sekutu dekat Amerika Serikat (AS) yang menjadi tuan rumah pangkalan militer terbesar Amerika di kawasan, menyebut serangan itu sebagai “terorisme negara.”

Dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 16 September 2025, serangan tersebut menuai kecaman dari anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk AS. 

PM Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani mengatakan, kepada DK PBB bahwa Israel bertindak ceroboh dan merusak stabilitas kawasan.

Namun, PM Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan kembali menyerang pemimpin Hamas bila Qatar tidak mengusir mereka. Dalam pertemuan dengan Menlu AS Marco Rubio, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan menghantam Hamas “di mana pun mereka berada.”

Ancaman itu muncul meski Presiden AS Donald Trump sebelumnya meyakinkan Sheikh Tamim bahwa “hal semacam itu tidak akan terjadi lagi di tanah mereka.” Pemerintah AS juga menyatakan serangan ke Doha tidak mendukung tujuan Israel maupun Amerika.

Inisiatif Perdamaian Arab yang Diabaikan

Dalam pidatonya, Sheikh Tamim menyebut tindakan Israel sebagai upaya menggagalkan negosiasi gencatan senjata Gaza, yang sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.800 warga Palestina. 

"Perang Israel di Gaza telah berubah menjadi perang pemusnahan. Israel ingin menjadikan Gaza tak layak huni sebagai jalan untuk memaksa penduduknya pergi,” ujar Sheikh Tamim.

Ia menegaskan bahwa penolakan Israel terhadap Inisiatif Perdamaian Arab hanya memperpanjang siklus kekerasan. Rencana yang ditawarkan Liga Arab pada 2002 itu menjanjikan normalisasi penuh dengan negara Arab jika Israel menarik diri dari wilayah pendudukan, termasuk Tepi Barat, Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Lebanon selatan.

“Seandainya Israel menerima Inisiatif Perdamaian Arab, kawasan ini akan terhindar dari begitu banyak tragedi,” tambah Sheikh Tamim.

Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyatakan akan mengaktifkan mekanisme pertahanan bersama. Keenam anggota GCC menginstruksikan Komando Militer Gabungan untuk mengambil langkah eksekutif guna meningkatkan kemampuan deterensi kawasan, meski tanpa detail lebih lanjut.

KTT Arab-Islam di Doha, yang mempertemukan pemimpin dari 57 negara anggota OKI dan 22 anggota Liga Arab, mengeluarkan pernyataan bahwa agresi brutal Israel merusak prospek perdamaian di Timur Tengah.

Deklarasi itu mendukung upaya mediasi Qatar, Mesir, dan AS, serta menolak “ancaman berulang” Israel terhadap Qatar. Para pemimpin juga menyerukan akuntabilitas internasional dan meminta komunitas global segera menghentikan serangan Israel. Mereka mendorong negara-negara anggota OKI meninjau kembali keanggotaan Israel di PBB mengingat pelanggaran berulang terhadap resolusi PBB.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)