Rima Hassan ditahan di sel isolasi. Ilustrasi Anadolu
Fajar Nugraha • 12 June 2025 06:01
Tel Aviv: Israel akan mengusir empat warga negara Prancis yang ditahan setelah pasukan keamanan mencegat kapal bantuan mereka yang menuju Gaza. Sementara sebuah LSM Israel mengatakan salah satu juru kampanye Prancis itu sempat dikurung dalam sel isolasi.
Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa dari partai sayap kiri Prancis Unbowed (LFI) yang merupakan keturunan Palestina, dikurung dalam sel isolasi, seperti halnya aktivis Brasil Thiago Avila, dengan Hassan kemudian dipindahkan, kata kelompok hak asasi manusia Israel Was.
"Pihak berwenang Israel memindahkan dua relawan, relawan Brasil Thiago Avila dan anggota Parlemen Eropa Prancis-Palestina Rima Hassan – ke fasilitas penjara terpisah, jauh dari yang lain, dan menempatkan mereka dalam sel isolasi," kata Was dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Kamis 12 Juni 2025.
LSM itu kemudian mengatakan bahwa Hassan telah dipindahkan kembali ke penjara Givon di Ramla, dekat Tel Aviv, sementara Avila tetap dalam isolasi.
Dikatakan bahwa Hassan dikurung dalam isolasi setelah menulis "Bebaskan Palestina" di dinding penjara.
Pasukan Israel pada Senin mencegat perahu layar Madleen dan 12 awaknya di perairan internasional di lepas pantai wilayah Palestina yang terkepung.
“Empat aktivis Prancis yang berada di atas Madleen akan diusir oleh Israel pada akhir minggu ini,” ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot mengatakan pada Rabu.
Keempat orang tersebut, termasuk Hassan, akan dideportasi pada hari Kamis dan Jumat. Empat orang lainnya, yang bukan warga negara Prancis, juga ditahan.
Empat orang lainnya, termasuk dua warga negara Prancis dan juru kampanye Swedia Greta Thunberg, setuju untuk dideportasi segera setelah dilarang memasuki Israel selama 100 tahun.
Perdana menteri Prancis pada hari Rabu menuduh para aktivis Prancis yang berlayar di Madleen memanfaatkan konflik Israel-Palestina untuk mendapatkan perhatian politik.
"Para aktivis ini memperoleh pengaruh yang mereka inginkan, tetapi itu adalah bentuk instrumentalisasi yang tidak boleh kita lakukan," Perdana Menteri François Bayrou mengatakan di Majelis Nasional.
"Melalui tindakan diplomatik dan upaya untuk menyatukan beberapa negara guna menekan pemerintah Israel, kita dapat memperoleh satu-satunya solusi yang mungkin untuk konflik tersebut,” imbuh Bayrou.
Barrot menambahkan bahwa prioritas di Gaza seharusnya adalah "gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas, serta akses bantuan kemanusiaan yang segera, tanpa hambatan, dan besar-besaran untuk mengurangi penderitaan penduduk sipil".
"Gerakan tangan Ibu Rima Hassan, instrumentalisasinya terhadap penderitaan warga Gaza, sama sekali tidak membantu mencapai tujuan ini," imbuhnya.
Ia mengatakan konsul Prancis telah mengunjungi keempat aktivis Prancis yang ditahan Israel.