Hampir Rp12 Triliun Modal Asing di Indonesia 'Hilang' dalam Seminggu

Ilustrasi modal asing dalam bentuk dolar AS. Foto: Freepik.

Hampir Rp12 Triliun Modal Asing di Indonesia 'Hilang' dalam Seminggu

Husen Miftahudin • 19 April 2025 11:03

Jakarta: Bank Indonesia (BI) mencatat dana-dana asing keluar dari pasar keuangan domestik selama sepekan ini. Hal ini terjadi sebagai dampak atas perang tarif bea masuk (impor) yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.

Berdasarkan data transaksi pada 14-16 April 2025, dana dari investor asing (nonresiden) tercatat jual neto (outflow) sebanyak Rp11,96 triliun.

Minggatnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya terjadi di pasar saham yang hilang sebesar Rp13,01 triliun. Di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga duit-duit asing lenyap Rp2,24 triliun.

Beruntung di pasar Surat Berharga Negara (SBN), investor bule justru berbondong-bondong memborong hingga masuk sebanyak Rp3,28 triliun.

"Selama 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 16 April 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp36,86 triliun di pasar saham, beli neto Rp9,63 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp7,94 triliun di SRBI," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 19 April 2025.

Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun turun ke level 106,39 basis poin (bps) per 16 April 2025 dari 111,73 bps per 11 April 2025. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.

Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.


(Ilustrasi modal asing dalam bentuk dolar AS. Foto: dok MI/Rommy Pujianto)
 

Meski sedikit, rupiah mulai naik


Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik ternyata tak membuat nilai tukar rupiah takluk terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah masih sanggup melawan kedigdayaan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.

Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.

Mengutip data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.833,5 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat tipis 3,5 poin atau setara 0,02 persen dari posisi Rp16.837 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sementara itu, data Yahoo Finance menunjukkan rupiah malah berada di zona merah pada posisi Rp16.820 per USD. Rupiah turun satu poin atau setara 0,01 persen dari Rp16.819 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.833 per USD. Mata uang Garuda tersebut menguat 12 poin dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.845 per USD.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," tegas Ramdan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)