Program Makan Bergizi Gratis. Foto: Medcom.id
Surabaya: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Surabaya mendapat sorotan serius setelah muncul keluhan dari siswa terkait menu makanan yang basi di salah satu sekolah. Menyikapi hal itu, salah satu dapur mitra MBG, Dapur Nikmat Barokah Surabaya, memastikan bahwa seluruh makanan yang diproduksi telah memenuhi standar higienitas ketat dan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
Dapur yang bermitra dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) ini setiap hari memproduksi hampir 4.000 porsi makanan untuk dibagikan ke sembilan sekolah di sekitar Kecamatan Rungkut.
Pemilik Dapur Nikmat Barokah, Yayuk Eko Agustin, menegaskan bahwa dirinya tidak akan berkompromi terkait kualitas makanan, ean menjadi prioritas utama.
"Kualitas bahan makanan untuk program MBG prioritas utama. Standar operasional kami di atas rata-rata, demi memastikan setiap hidangan aman dan bergizi untuk anak-anak,” kata Yayuk di Surabaya, Kamis, 25 September 2025.
Untuk menjaga kualitas, seluruh karyawan diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) saat bekerja. Setiap ruangan dapur juga dilengkapi air conditioner (AC) demi kenyamanan pekerja yang diyakini turut memengaruhi kualitas makanan.
Selain itu, dapur ini menyiapkan 14 tungku kompor sehingga proses memasak lebih cepat dan makanan segera dikirim ke sekolah tanpa harus menunggu lama. Bahan baku yang digunakan pun dipilih dari produk segar dan berkualitas. Bahkan, jadwal pengiriman disesuaikan dengan kebutuhan sekolah untuk menjamin makanan tiba dalam kondisi baik.
Pelaksanaan program MBG di Surabaya melibatkan Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Dispendik), Badan Gizi Nasional (BGN), serta penyedia layanan gizi. Dispendik berperan sebagai fasilitator sekolah, sementara BGN mengatur menu, distribusi, dan pengawasan.
Program ini berjalan bertahap, dimulai dari beberapa sekolah uji coba sebelum diperluas. Saat ini, MBG sudah terealisasi di sejumlah sekolah, antara lain SD Taquma, SMPN 13, SMAN 10, SMK PGRI 1, SDN Penjaringansari 1 dan 2, MTsN 3, hingga MAN Surabaya. Total penerima pada tahap ini mencapai 6.159 siswa.
Meski demikian, tantangan tetap muncul, mulai dari verifikasi dapur penyedia, distribusi, hingga penyimpanan makanan agar tetap terjaga kualitasnya. Terlebih, sebelumnya sempat ada keluhan dari siswa SMAN 15 Surabaya yang mendapati menu MBG dalam kondisi basi bahkan ditemukan ulat, pada Kamis, 18 September 2025, atau di hari kesembilan pelaksanaan program di sekolah itu.