Ilustrasi hutan mangrove. Foto: dok MTVN.
Ade Hapsari Lestarini • 9 November 2025 20:38
Mawali: Pagi di pesisir Mawali, Bitung, terasa berbeda pada Kamis, 6 November 2025. Deretan bibit mangrove muda ditanam satu per satu di sepanjang garis pantai, menjadi sebuah simbol harapan yang tumbuh dari komitmen PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) terhadap kelestarian lingkungan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), ASDP menanam 3.000 bibit mangrove sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon sekaligus memperkuat benteng alami bagi ekosistem pesisir.
Direktur Utama ASDP Heru Widodo menegaskan, program yang telah berjalan hampir dua tahun ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan pernyataan sikap perusahaan untuk menjaga bumi.
"Lingkungan adalah ruang hidup bagi manusia dan seluruh ekosistem. Menjaganya berarti menjaga masa depan. Kami berharap penanaman mangrove ini menjadi langkah nyata menuju masa depan yang lebih hijau," ujar Heru, dalam keterangan tertulis, Minggu, 9 November 2025.
Program ini dijalankan melalui kolaborasi dengan Jejakin, yang tidak hanya fokus pada penanaman, tetapi juga memastikan keberlanjutan lewat pemantauan pertumbuhan, penghitungan karbon terserap, hingga pelaporan berkala yang terukur.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, menjelaskan pemantauan dilakukan tiga bulan setelah penanaman untuk memastikan tingkat kelangsungan hidup bibit. "Jika tingkat kelangsungan hidup berada di bawah 10 persen, kami akan melakukan penyulaman untuk mengganti bibit yang gagal bertahan. Prinsipnya, bukan hanya menanam, tetapi memastikan ia tumbuh," jelas Shelvy.

Benteng alami untuk lingkungan
Dampak positif dari penanaman mangrove terasa luas. General Manager
ASDP Bitung, Rudy Mahmudi, menyebut keberadaan mangrove tak hanya menjaga stabilitas garis pantai, tetapi juga menghidupkan kembali habitat biota laut yang sempat menipis.
"Mangrove adalah benteng alami. Ia mencegah abrasi, memulihkan ekosistem, dan membuka peluang bagi masyarakat pesisir untuk mengembangkan ekowisata maupun sektor perikanan. Ini bukan hanya soal alam, tetapi juga pemberdayaan," ujar dia.
Program ini selaras dengan komitmen ASDP dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 13 tentang penanganan perubahan iklim dan poin 15 terkait ekosistem daratan.
"Penanaman mangrove secara langsung berkontribusi pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan keanekaragaman hayati," tambah Shelvy.
ASDP sebelumnya telah menanam 1.000 mangrove di Jepara pada 2023 dan 2.000 mangrove di Kayangan, NTB, pada 2024. Dengan penanaman tahun ini, total 6.000 bibit telah ditanam di tiga wilayah berbeda, sebuah bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan.
"Kami ingin program ini terus berlanjut, tidak hanya sebagai aksi tanam pohon, tetapi sebagai gerakan menumbuhkan kesadaran kolektif. Menjaga bumi adalah warisan bersama, dan menjadi tanggung jawab kita semua untuk menjaganya bagi generasi yang akan datang," ujar Shelvy.