Pemerintah Diminta Waspada Fenomena Solar Maksimum pada Juli

Ilustrasi. Metrotvnews.com.

Pemerintah Diminta Waspada Fenomena Solar Maksimum pada Juli

M. Iqbal Al Machmudi • 7 July 2025 21:25

Jakarta: Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eddy Hermawan menjelaskan pemerintah perlu siap menghadapi terjadinya solar maksimum yang bisa memengaruhi cuaca di Indonesia. Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.

"Diperkirakan Juli ini, sudah posisi mataharinya panas dan pusat tekanan rendah di belahan bumi utara," jelas Eddy saat dihubungi, Senin, 7 Juli 2025. 

Ia menerangkan jika di belahan bumi utara itu sangat panas, maka di belahan bumi selatan sangat dingin. "Saya menduga bahwa ini dari arah kutub selatan dibawa ke Australia, hingga sampai ke Indonesia," ujarnya.

Ia juga menyebut NASA memprediksi banyak dinamika astronomi pada Juli 2025 akibat solar maksimum tersebut. Meski begitu, ia memprediksi fenomena alam tersebut tidak sampai mengakibatkan bencana hidrometeorologi dalam sepekan ke depan.

"Kalau hanya monsun, mestinya itu nggak ada istilah kemarau basah. Dugaan saya, itu tadi, karena di belahan bumi utara panas banget karena mataharinya itu menunjukkan solar maksimum yang jatuh pada bulan Juli," jelasnya.
 

Baca juga: Fenomena Aphelion 2025: Benarkah Jadi Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia?

Eddy mengatakan jika solar maksimum terjadi di tengah bulan Juli, artinya satu minggu ke depan kondisinya tetap sama seperti sekarang.

"Cuman kalau dikatakan hujan besar dengan petir. Sepertinya mendung begitu saja bisa jadi karena solar maksimum tadi. Awan-awan nggak besar akibat berasal dari Australia," pungkasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)