Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dr Marwan Al-Sultan tewas usai rumahnya diserang Israel. Foto: Instagram
Jakarta: Mendengar kabar wafatnya Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Dr Marwan al-Sultan di Gaza, Pemerintah Indonesia mengapresiasi jasa-jasanya.
“Indonesia turut berduka atas wafatnya Dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, dikutip dari platform ‘X’ Kamis 3 Juli 2025.
“Indonesia mengapresiasi jasa, komitmen dan perjuangan beliau bagi kemanusiaan dan bagi perdamaian di Palestina,” imbuh pernyataan itu.
Hingga saat ini Indonesia terus memonitor dari dekat perkembangan RS Indonesia di Gaza. Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan senjata segera di Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, Dr Marwan Al-Sultan menjadi martir bersama dengan beberapa anggota keluarganya, beberapa waktu lalu, setelah pasukan Israel sengaja menargetkan rumahnya di Kota Gaza.
Dr. Marwan sebagai seorang advokat vokal untuk perlindungan warga sipil dan akses medis di Gaza utara. Ia sering memberikan informasi terkini tentang krisis kemanusiaan, khususnya selama operasi militer Israel yang intensif. Pernyataannya menarik perhatian internasional terhadap penargetan fasilitas medis dan runtuhnya sistem perawatan kesehatan Gaza.
Pada Oktober 2024, ia berbicara tentang serangan Israel terhadap Rumah Sakit Indonesia, menekankan kondisi yang serius dan menyerukan perlindungan bagi staf medis, pasien, dan fasilitas itu sendiri.
Perang yang sedang berlangsung telah memperlihatkan pola serangan yang mengganggu terhadap dokter, staf medis, dan fasilitas perawatan kesehatan. Serangan-serangan ini tidak hanya merenggut nyawa para profesional medis tetapi juga melumpuhkan sistem perawatan kesehatan Gaza dan sangat membatasi akses warga sipil terhadap perawatan yang menyelamatkan nyawa.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Juni 2024, 464 fasilitas medis telah diserang dan 727 petugas kesehatan tewas.