Ilustrasi. Foto: Unplash
Eko Nordiansyah • 20 October 2025 08:43
Houston: Harga minyak melemah di perdagangan Asia pada Senin, 20 Oktober 2025. Harga minyak melanjutkan penurunan dari pekan lalu di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas lesunya permintaan dan membayanginya kelebihan pasokan dalam beberapa bulan mendatang.
Harga minyak sedikit tertopang oleh meningkatnya kembali permusuhan antara Israel dan Hamas selama akhir pekan, meskipun Yerusalem menyatakan bahwa gencatan senjata yang ditengahi AS masih berlaku.
Fokus juga tertuju pada upaya AS untuk menengahi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina, serta meningkatnya kembali ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Dikutip dari Investing.com, harga minyak Brent berjangka untuk bulan Desember turun 0,3 persen menjadi USD61,11 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate berjangka turun 0,4 persen menjadi USD57,33 per barel. Kedua kontrak tersebut turun lebih dari dua persen minggu lalu dan mendekati level terendah dalam lima bulan.
Israel mengatakan pada hari Minggu bahwa gencatan senjata dengan kelompok Palestina Hamas di Gaza telah dilanjutkan setelah keduanya saling serang selama akhir pekan. Dua tentara Israel dilaporkan tewas oleh Hamas, memicu gelombang serangan dari Israel yang menewaskan hampir 30 orang.
Israel mengatakan bantuan ke wilayah kantong itu juga akan dilanjutkan mulai Senin.
(Ilustrasi. Foto: Freepik)
Serangan akhir pekan tersebut merupakan ujian besar pertama yang dihadapi oleh gencatan senjata yang ditengahi AS antara Israel dan Hamas, yang telah disepakati keduanya pada awal Oktober.
Gencatan senjata tersebut awalnya memukul harga minyak, karena pasar memperhitungkan premi risiko yang lebih rendah untuk minyak.
Harga minyak merosot ke level terendah lima bulan pekan lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran atas melemahnya permintaan global dan meningkatnya pasokan.
Kekhawatiran atas perlambatan permintaan diperparah oleh laporan bulanan yang bearish dari Badan Energi Internasional, sementara data ekonomi yang lemah dari importir utama Tiongkok juga turut membebani. Data produk domestik bruto Tiongkok untuk kuartal ketiga akan dirilis pada Senin malam.
Di AS, penutupan pemerintah yang sedang berlangsung menunda rilis beberapa data ekonomi utama, dan juga menghadirkan hambatan bagi permintaan bahan bakar lokal.
Dari sisi pasokan, pasar bersiap menghadapi potensi kelebihan pasokan di tengah peningkatan produksi yang stabil oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+). IEA memperingatkan bahwa kenaikan produksi OPEC+ kemungkinan akan memicu kelebihan pasokan pada tahun 2026.
Meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Tiongkok juga telah menekan harga minyak dalam beberapa pekan terakhir, meskipun komentar-komentar yang bersifat mendamaikan dari para pejabat AS memberikan sedikit dukungan pekan lalu.