Ilustrasi Polri. Foto: Dok. MI.
Siti Yona Hukmana • 20 October 2025 14:50
Jakarta: Peran Polri dinilai tak hanya sebatas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Korps Bhayangkara dinilai ikut menjaga ketahanan pangan.
"Peran Polri dalam mewujudkan swasembada pangan menunjukkan transformasi paradigma, bahwa keamanan nasional tidak lagi sebatas menjaga ketertiban masyarakat, tetapi juga menjamin ketahanan pangan sebagai bagian dari stabilitas sosial-ekonomi," kata pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, melalui keterangan tertulis, Senin, 20 Oktober 2025.
Haidar mengatakan Polri juga menjadi penggerak produktivitas nasional. Berbagai inovasi yang diluncurkan, menunjukkan pendekatan ilmiah dan kolaboratif.
Salah satunya, pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk tekno MIGO Presisi Bhayangkara menjadi terobosan nyata dalam menggenjot hasil panen. Dari sebelumnya hanya 4 ton per hektare menjadi rata-rata 9 hingga 14 ton per hektare
"Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan representasi efisiensi dan kemandirian baru dalam sektor pertanian yang selama ini terjebak dalam ketergantungan terhadap impor," ujar Haidar.
Haidar melanjutkan langkah Polri tidak berhenti pada peningkatan produktivitas lahan, tetapi juga pembangunan kapasitas manusia dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan. Rekrutmen bintara khusus pertanian adalah bentuk sinergi konkret antara profesionalisme kepolisian dan penguatan sumber daya pertanian nasional.
"Mereka tidak hanya aparat penegak hukum, namun juga pendamping dan penggerak masyarakat desa untuk memanfaatkan potensi lahan dengan pendekatan ilmiah," ucap Haidar Alwi.
Haidar menyebut Polri juga menggandeng perguruan tinggi seperti Universitas Sriwijaya dan Universitas Lambung Mangkurat, yang menunjukkan bahwa kebijakan ini dibangun di atas fondasi penelitian dan inovasi. Dari pengolahan eceng gondok menjadi pupuk organik yang hemat hingga optimalisasi lahan gambut berasam tinggi di Kalimantan Selatan.
"Semua inisiatif ini mengandung pesan bahwa Polri mampu memikirkan strategi lintas sektor," ujar Haidar.
Ilustrasi Polri. Foto: Dok. Metrotvnews.com.
Selain itu, Polri juga memperkenalkan teknologi efisien dan berkelanjutan seperti Pompa Air Tenaga Surya berbasis panel surya dan Watergen yang menghasilkan air bersih dari udara. Inovasi semacam ini dinilai menjadi bukti bahwa modernisasi sektor pertanian dapat berjalan seiring dengan prinsip ramah lingkungan.
Haidar menyebut dukungan infrastruktur pun tidak bisa diabaikan. Pembangunan 18 gudang ketahanan pangan Polri di 12 provinsi dengan total kapasitas 18.000 ton menjadi salah satu tonggak penting dalam sistem logistik pangan nasional.
"Gudang-gudang ini bukan hanya fasilitas penyimpanan, tetapi juga simpul distribusi yang menjamin stabilitas pasokan dan harga bahan pangan di seluruh wilayah Indonesia," jelas Haidar Alwi.
Selain itu, Kontribusi Polri dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tak kalah signifikan. Melalui pembentukan 672 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Polri berhasil menjangkau sekitar 2,35 juta penerima manfaat dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 33 ribu orang. Capaian ini menunjukkan bagaimana institusi keamanan mampu berperan sebagai motor ekonomi rakyat.
Tidak hanya itu, tidak ada satu pun kasus keracunan MBG yang berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polri yang menampilkan tingkat disiplin, ketelitian, dan tanggung jawab dalam menjaga standar keamanan pangan. Dari total target 1.000 hingga 1.500 SPPG, 159 telah beroperasi penuh dan ratusan lainnya sedang dalam tahap pembangunan.
"Capaian ini tidak hanya mencerminkan kecepatan eksekusi, tetapi juga kemampuan Polri mengintegrasikan sistem logistik, produksi, dan distribusi pangan secara efisien," ujar Haidar Alwi.
Haidar mengatakan dalam satu tahun pemerintahan Prabowo dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, swasembada pangan dan MBG tidak hanya menegaskan arah keberpihakan pemerintah terhadap rakyat kecil. Namun, menampilkan dimensi baru dari fungsi Polri.
Dia menilai Polri di bawah kepemimpinan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak lagi sekadar penjaga keamanan dan penegak hukum. Melainkan pilar produktif yang menjamin ketersediaan pangan, membuka lapangan kerja, dan memperkuat fondasi kesejahteraan nasional.
"Dalam konteks ini, Polri telah membuktikan bahwa keamanan sejati bukan hanya ketiadaan konflik, namun hadirnya kepastian pangan, gizi, dan harapan hidup yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkas Haidar.