Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mendampingi sejumlah menteri pada peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) dan akad massal KUR di Surabaya. Metrotvnews.com/ Amaludin
Surabaya: Pemerintah mencatat capaian penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Oktober 2025 telah mencapai Rp218 triliun atau 72,6 persen dari target nasional.
Program ini menjadi bagian penting dalam mendukung pembangunan 3 juta rumah, serta memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM, petani, dan pekerja migran, melalui sinergi lintas kementerian dan perbankan nasional.
Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, melaporkan realisasi penyaluran KUR telah mencapai Rp218 triliun atau 72,6 persen dari target nasional sebesar Rp300 triliun hingga Oktober 2025. Total debitur yang menikmati fasilitas KUR mencapai 3,7 juta orang, terdiri dari 1,08 juta debitur graduasi dan 1,05 juta debitur baru.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, alokasi KUR ke sektor produksi mencapai 60 persen. Ini capaian luar biasa berkat kerja kolaboratif semua pihak. Tahun depan kami targetkan meningkat menjadi 62 persen,” kata Maman di sela akad massa KUR dan peluncuran Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Selasa, 21 Oktober 2025.
Maman mengatakan peningkatan porsi penyaluran ke sektor produksi berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja baru. “Rata-rata satu entitas usaha mampu menyerap dua hingga tiga tenaga kerja. Artinya, melalui KUR, kita dorong penyerapan antara 6 hingga 9 juta tenaga kerja di seluruh Indonesia,” jelas Maman.
Selain mendorong sektor usaha produktif, lanjut Maman, pemerintah juga mengintegrasikan program KUR dengan pembiayaan perumahan rakyat. "Nah, ini menjadi bagian penting dari realisasi program pembangunan 3 juta rumah yang dicanangkan Pak Presiden Prabowo, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan pelaku UMKM," ujar Maman.
Sementara Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut pelaksanaan akad massal KUR di Surabaya menjadi simbol sinergi nyata antar kementerian dan pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi rakyat.
“Bahwa 800 ribu akad massal ini sangat bermakna dan memberi solusi nyata, tidak hanya bagi masyarakat yang belum memiliki rumah, tapi juga bagi petani tebu, pelaku UMKM, hingga penciptaan lapangan kerja baru,” ungkapnya.
Khofifah menegaskan bahwa semangat pembangunan di Jawa Timur sejalan dengan filosofi kerja Pemprov Jatim yang berpijak pada nilai BISA - Berdaya, Inklusif, Sinergi, dan Adaptif. “Inklusif berarti tidak ada yang tertinggal. Forum seperti ini memastikan manfaat pembangunan dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” kata Khofifah.