Berita Terpopuler Ekonomi: Harga Pertamax Naik dan Rupiah ke Rp8.170/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI/Ramdani.

Berita Terpopuler Ekonomi: Harga Pertamax Naik dan Rupiah ke Rp8.170/USD

Ade Hapsari Lestarini • 2 February 2025 07:18

Jakarta: Sejumlah berita ekonomi menjadi terpopuler pada Sabtu, 1 Februari 2025. Berita-berita ini terpantau menjadi perhatian para pembaca Metrotvnews.com.

Pembaca menyoroti beberapa isu yang sedang mengemuka saat ini. Berikut rangkuman berita selengkapnya:
 

1. Harga BBM Pertamax Cs Naik Lagi Bulan Ini, Dexlite Paling Gede Naiknya


PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi untuk periode Februari 2025. Perusahaan migas pelat merah ini menaikkan harga BBM nonsubsidi di seluruh SPBU Indonesia.

Baca berita selengkapnya di sini
 

2. Update Harga Gas Elpiji dan Listrik Mulai 1 Februari 2025


Harga gas LPG atau elpiji nonsubsidi tabung 5,5 kilogram (kg) dan 12 kg per 1 Februari 2025, belum dilakukan penyesuaian oleh pemerintah. Artinya, harga gas untuk bulan ini masih sama dengan Januari 2025.

Baca berita selengkapnya di sini
 

3. Jual-Beli Gas Elpiji 3 Kg Kini Tak Bisa Lagi di Pengecer, Harus Beli di Pangkalan Resmi!


Pemerintah resmi melarang penjualan gas elpiji 3 kilogram (kg) di pengecer mulai hari ini, Sabtu, 1 Februari 2025. Jual-beli gas elpiji 3 kg hanya boleh dilakukan di pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina.

Baca selengkapnya di sini


Tangkapan layar kondisi rupiah 1 Februari 2025 di laman Google. Foto: Metrotvnews.com
 

4. Rupiah 1 Februari 2025 ke Rp8.170/USD, Warganet: Google Ngeprank


Warganet pada Sabtu, 1 Februari 2025 tiba-tiba dibuat geger oleh kondisi rupiah yang berada di posisi Rp8.170,65 per USD. Padahal, pada perdagangan Jumat, 31 Januari 2025, rupiah tiarap di posisi Rp16.256 per USD.

Baca selengkapnya di sini
 

5. Tak Gentar Diancam Trump soal Tarif Impor, Trudeau: Kami Siap Hadapi!


Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menegaskan negaranya siap memberikan tanggapan yang bertujuan, tegas, masuk akal, dan segera jika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kukuh untuk tetap mengenakan tarif pada impor barang-barang dari Kanada.

Baca selengkapnya di sini

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Ade Hapsari Lestarini)