Lebanon dan Suriah Melakukan Gencatan Senjata setelah Baku Tembak Dua Hari

Kementerian Pertahanan Suriah mengirim pasukan ke perbatasan Lebanon. (Ebu Bekr Sakka/Anadolu)

Lebanon dan Suriah Melakukan Gencatan Senjata setelah Baku Tembak Dua Hari

Riza Aslam Khaeron • 18 March 2025 17:34

Jakarta: Ketegangan di perbatasan Lebanon dan Suriah akhirnya mereda setelah kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata pada Senin, 17 Maret 2025. Melansir CNN pada Senin, 17 Maret 2025, kesepakatan ini tercapai setelah baku tembak selama dua hari yang menyebabkan 10 orang tewas dan 52 orang terluka.

Kementerian Pertahanan Suriah dan Lebanon dilaporkan mencapai kesepakatan setelah terjadi serangkaian serangan lintas perbatasan. Serangan lintas perbatasan telah menewaskan tiga warga Suriah dan tujuh warga Lebanon, mengutip CNN mengutip pernyataan dari kedua pemerintah pada 17 Maret 2025.

Baku tembak bermula ketika pasukan Suriah menembaki desa-desa Lebanon di perbatasan sebagai respons atas kematian tiga tentara Suriah di wilayah Qasr, Lebanon utara. Militer Lebanon mengonfirmasi bahwa pihaknya telah membalas serangan tersebut.

Pada Minggu, 16 Maret 2025, Kementerian Pertahanan Suriah menuduh kelompok Hezbollah yang didukung Iran menculik tiga tentara Suriah di wilayah Suriah dalam sebuah penyergapan, lalu mengeksekusi mereka di wilayah Lebanon. Namun, Hezbollah membantah keterlibatan dalam peristiwa ini, sebagaimana dilaporkan oleh CNN dan Al Jazeera.

Melansir Al Jazeera pada 17 Maret 2025, Presiden Lebanon, Joseph Aoun, memerintahkan militer untuk merespons setiap bentuk kekerasan di perbatasan utara dan timur dengan Suriah.

"Apa yang terjadi di perbatasan timur dan utara tidak bisa dibiarkan berlanjut, dan kami tidak akan menerima kelanjutan situasi ini," tegas Joseph Aoun dalam pernyataan resmi.
 

Baca Juga:
Motif Serangan Israel, Penolakan Israel untuk Mundur dari Gaza Ancam Gencatan Senjata

Menurut laporan Al Jazeera, bentrokan berawal dari dugaan keterlibatan kelompok bersenjata Lebanon yang didukung rezim Bashar al-Assad dalam penculikan dan eksekusi tiga tentara Suriah. Sebagai respons, militer Suriah meluncurkan serangan artileri ke arah posisi Hezbollah di wilayah perbatasan, menyebabkan korban jiwa di kedua belah pihak.

Sumber militer Lebanon mengonfirmasi bahwa tiga tentara Suriah tewas di perbatasan dan jenazah mereka telah diserahkan kembali ke pihak Suriah.

Dalam upaya meredam ketegangan, Lebanon dan Suriah sepakat untuk meningkatkan koordinasi militer dan diplomatik.

"Kami sepakat untuk memperkuat kerja sama dan koordinasi antarnegara dalam menjaga stabilitas di wilayah perbatasan," kata Kementerian Pertahanan Suriah dalam pernyataan yang dikutip oleh CNN.

Konflik di perbatasan Lebanon-Suriah terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah Timur Tengah. Pemerintah baru Suriah yang dipimpin oleh Ahmed al-Sharaa menyatakan bahwa stabilitas dengan negara-negara tetangga adalah prioritas utama.

Namun, keterlibatan Hezbollah dan respons militer Suriah terhadap dugaan penyusupan di wilayah perbatasan menandai eskalasi ketegangan di kawasan tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)