Ilustrasi penurunan harga bitcoin. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 1 June 2025 09:05
Jakarta: Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan pasar dengan posisi harga yang tengah berada di titik krusial setelah mencatat rekor tertinggi baru di level USD111.900 beberapa waktu lalu, namun kini mengalami koreksi turun ke sekitar USD105 ribu pada Jumat (30/5).
Koreksi ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan jual yang dipicu oleh aksi ambil untung dan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi makro global, khususnya inflasi Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed.
Kapitalisasi pasar kripto global juga mengalami tekanan, tercatat turun lebih dari 1,7 persen dalam 24 jam terakhir. Kapitalisasi pasar aset kripto global saat ini tercatat sebesar USD3,32 triliun, mengalami penurunan sebesar 1,97 persen dalam 24 jam terakhir, dengan volume perdagangan harian mencapai USD145,13 miliar.
"Fluktuasi seperti ini merupakan bagian alami dari dinamika pasar kripto yang sangat reaktif terhadap sentimen global. Ketika harga menyentuh titik tertinggi historis, wajar bila terjadi aksi ambil untung. Namun penting untuk dipahami, koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental bitcoin," ucap Vice President Indodax Antony Kusuma dikutip dari siaran pers, Minggu, 1 Juni 2025.
Antony menjelaskan dalam siklus pasar kripto, pergerakan tajam baik naik maupun turun sering kali membuka peluang strategis bagi investor yang disiplin dan memiliki perspektif jangka panjang.
"Para investor untuk memanfaatkan momentum ini sebagai waktu evaluasi ulang portofolio, apakah sudah sesuai dengan profil risiko dan apakah strategi yang dijalankan sudah mempertimbangkan aspek manajemen risiko. Di tengah kondisi seperti ini, pendekatan rasional, bukan emosional, adalah kunci," tegas dia.
Baca juga: Mau Mulai Investasi Aset Kripto? Kenali Cara Analisis On-Chain |