Meski Naik, IHSG Pagi bak Roller Coaster

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Meski Naik, IHSG Pagi bak Roller Coaster

Husen Miftahudin • 22 May 2025 09:27

Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini, Kamis, 22 Mei 2025, berada di posisi 7.165,10.

Mengacu data RTI yang terekam hingga pukul 09.10 WIB, IHSG di awal pembukaan langsung meroket. Namun sesaat setelahnya, pasar modal Indonesia langsung jeblok.

Beruntung anjloknya pergerakan IHSG itu tak membuatnya berada di zona merah. IHSG masih ada di jalur hijau di level 7.154,41 atau naik 11,94 poin setara 0,17 persen.

Adapun sebanyak 226 saham emiten menguat pada perdagangan pagi ini. Sementara, 194 saham lainnya melemah dan 197 saham stagnan.

Untuk sementara, total transaksi yang tercatat hingga pukul 09.10 WIB sebanyak Rp1,39 triliun dengan total saham yang diperdagangkan 1,72 miliar saham.
 

Baca juga: Saham-saham AS Boncos Lagi


(Ilustrasi pergerakan saham pada IHSG. Foto: Medcom.id)
 

Saham-saham AS boncos lagi


Sementara itu, saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) karena lelang obligasi 20 tahun mengalami penurunan permintaan dan imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak.

Mengutip Xinhua, Dow Jones Industrial Average turun 816,80 poin, atau 1,91 persen, menjadi 41.860,44. S&P 500 turun 95,85 poin, atau 1,61 persen, ditutup pada 5.844,61, sementara Nasdaq Composite turun 270,07 poin, atau 1,41 persen, berakhir pada 18.872,64, hari negatif pertamanya dalam tiga hari.

Sebanyak sepuluh dari sebelas sektor utama S&P 500 ditutup di wilayah negatif. Sektor real estat dan perawatan kesehatan memimpin penurunan, masing-masing turun 2,63 persen dan 2,37 persen. Sektor jasa komunikasi menjadi satu-satunya sektor yang membukukan kenaikan, naik 0,67 persen.

Penurunan terjadi saat imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun mendekati 4,6 persen dan imbal hasil obligasi 30 tahun naik di atas lima persen. Imbal hasil melonjak lebih jauh setelah lelang obligasi pemerintah AS senilai USD16 miliar untuk obligasi 20 tahun mendapat permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan, sehingga menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dari yang diantisipasi pasar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)