Sempat Fluktuatif, IHSG Tetap Bertengger di Zona Hijau

Ilustrasi. Foto: Dok MI

Sempat Fluktuatif, IHSG Tetap Bertengger di Zona Hijau

Eko Nordiansyah • 22 May 2025 16:39

Jakarta: Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sore ini masih aman berkutat di zona hijau. Sejak pembukaan pagi tadi, pergerakan IHSG sudah terpantau menguat, meski sempat fluktuatif.

Mengutip laman RTI, Kamis, 22 Mei 2025, IHSG ditutup di posisi 7.166,98. IHSG naik sebanyak 24,5 poin, setara 0,34 persen.

Saat bel pembukaan perdagangan, IHSG bertengger di posisi 7.165,1. Gerak indeks sempat menyentuh level tertinggi di posisi 7.190,6 dan level terendahnya di 7.136,7.

Adapun volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 22,225 miliar lembar saham senilai Rp14,068 triliun. Sebanyak 294 saham menguat, 307 saham melemah, dan 207 saham stagnan.
 

Baca juga: 

Meski Naik, IHSG Pagi bak Roller Coaster



(Ilustrasi IHSG. MI/Usman Iskandar)

Saham-saham AS boncos lagi

Sementara itu, saham-saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir lebih rendah pada perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) karena lelang obligasi 20 tahun mengalami penurunan permintaan dan imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak.

Mengutip Xinhua, Dow Jones Industrial Average turun 816,80 poin, atau 1,91 persen, menjadi 41.860,44. S&P 500 turun 95,85 poin, atau 1,61 persen, ditutup pada 5.844,61, sementara Nasdaq Composite turun 270,07 poin, atau 1,41 persen, berakhir pada 18.872,64, hari negatif pertamanya dalam tiga hari.

Sebanyak sepuluh dari sebelas sektor utama S&P 500 ditutup di wilayah negatif. Sektor real estat dan perawatan kesehatan memimpin penurunan, masing-masing turun 2,63 persen dan 2,37 persen. Sektor jasa komunikasi menjadi satu-satunya sektor yang membukukan kenaikan, naik 0,67 persen.

Penurunan terjadi saat imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun mendekati 4,6 persen dan imbal hasil obligasi 30 tahun naik di atas lima persen. 

Imbal hasil melonjak lebih jauh setelah lelang obligasi pemerintah AS senilai USD16 miliar untuk obligasi 20 tahun mendapat permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan, sehingga menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dari yang diantisipasi pasar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)