Trump Sebut AS Terbuka untuk Bergabung dengan Persemakmuran Inggris

Trump dan Raja Charles III. (PA via BBC)

Trump Sebut AS Terbuka untuk Bergabung dengan Persemakmuran Inggris

Riza Aslam Khaeron • 24 March 2025 10:36

Washington DC: Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa Amerika Serikat terbuka untuk menjadi anggota asosiasi Persemakmuran Inggris. Pernyataan ini disampaikan Trump melalui platform Truth Social, setelah muncul laporan bahwa Raja Charles III akan menyampaikan "penawaran rahasia" kepada Trump dalam kunjungan kenegaraan mendatang.

Melansir The Telegraph pada Jumat, 21 Maret 2025, Trump menulis, "Saya mencintai Raja Charles. Terdengar bagus bagi saya!" Komentar ini muncul setelah Royal Commonwealth Society (RCS), sebuah badan amal independen, mengusulkan agar Amerika Serikat menjadi anggota asosiasi Persemakmuran.

RCS sendiri bertujuan untuk mempromosikan literasi, kesetaraan, dan perlindungan lingkungan di seluruh negara anggota.

Gagasan agar Amerika Serikat bergabung dengan Persemakmuran sebenarnya telah muncul sejak periode pertama Trump sebagai presiden pada 2017. Menurut The Telegraph, Nigel Farage dilaporkan menyampaikan surat dari Michael Lake, Direktur RCS saat itu, kepada Steve Bannon, penasihat utama Trump.

Pada saat itu, ide tersebut dikabarkan mendapat "restu" dari mendiang Ratu Elizabeth II, meskipun belum pernah dikonfirmasi secara resmi.

Dalam pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Trump menerima surat dari Raja Charles yang disampaikan oleh Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer.

"Jawabannya adalah ya. Kami sangat menantikan untuk berada di sana dan menghormati Raja serta negara Anda. Negara Anda adalah negara yang fantastis dan akan menjadi kehormatan bagi kami untuk berada di sana," ucap Trump. Trump juga memuji Raja Charles sebagai "pria yang luar biasa" dan mengatakan telah mengenalnya dengan baik.

Menurut The Telegraph, diskusi mengenai kemungkinan Amerika Serikat menjadi anggota asosiasi Persemakmuran "sedang dibahas di tingkat tertinggi". Namun, belum jelas apakah Istana Buckingham atau Pemerintah Inggris telah terlibat langsung dalam pembicaraan tersebut.
 

Baca Juga:
Bertemu di Arab Saudi, Delegasi Ukraina dan AS Bahas Proposal Fasilitas Energi

Jika terealisasi, ini akan menjadi peristiwa bersejarah karena Amerika Serikat memproklamasikan kemerdekaannya dari Inggris pada 1776. Ironisnya, AS kini membuka kemungkinan untuk kembali di bawah naungan simbolis Raja Inggris melalui Persemakmuran. Tahun ini, Amerika Serikat akan merayakan 250 tahun kemerdekaannya dari Inggris.

The Telegraph mencatat bahwa tidak ada preseden bagi status "anggota asosiasi" dalam Persemakmuran. Seluruh 56 negara anggota saat ini berstatus sebagai anggota penuh yang "merdeka dan setara".

Kriteria kelayakan menyebutkan bahwa negara yang ingin bergabung harus memiliki hubungan konstitusional historis dengan anggota Persemakmuran yang sudah ada, kecuali dalam keadaan luar biasa.

Namun, Trump tampaknya yakin bahwa kedekatannya dengan Raja Charles dan peran Amerika Serikat sebagai negara demokratis dapat membuka jalan untuk keanggotaan tersebut. Trump juga dianggap memiliki hubungan dekat dengan keluarga kerajaan Inggris, terutama sejak masa pemerintahannya yang pertama.

Persemakmuran sendiri saat ini terdiri dari 56 negara dengan Raja Charles sebagai kepala. Negara-negara anggota mayoritas berasal dari bekas jajahan Inggris, meskipun empat anggota terakhir yang bergabung — Mozambik, Rwanda, Gabon, dan Togo — tidak memiliki sejarah langsung sebagai bagian dari Kerajaan Inggris.

Dengan potensi perubahan besar ini, pertemuan kenegaraan antara Trump dan Raja Charles yang dijadwalkan berlangsung di Skotlandia tahun ini diperkirakan akan menjadi momen penting dalam sejarah hubungan Inggris-Amerika Serikat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)