Bertemu di Arab Saudi, Delegasi Ukraina dan AS Bahas Proposal Fasilitas Energi

Fasilitas energi kerap menjadi sasaran dalam perang Rusia-Ukraina. (Anadolu Agency)

Bertemu di Arab Saudi, Delegasi Ukraina dan AS Bahas Proposal Fasilitas Energi

Willy Haryono • 24 March 2025 06:18

Riyadh: Delegasi Ukraina dan Amerika Serikat (AS) bertemu di Arab Saudi dan membahas proposal untuk melindungi fasilitas energi dan infrastruktur penting pada hari Minggu kemarin, kata Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov.

Pertemuan ini, yang mendahului pembicaraan antara delegasi AS dan Rusia, merupakan bagian dari dorongan diplomatik Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang selama tiga tahun antara Rusia dan Ukraina.

Mengenai hal ini, Utusan Khusus AS Steve Witkoff mengungkapkan optimisme tentang peluang mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

"Saya merasa bahwa (Presiden Rusia Vladimir Putin) menginginkan perdamaian," kata Witkoff kepada Fox News.

"Saya rasa akan melihat kemajuan nyata di Arab Saudi pada hari Senin, terutama karena hal itu memengaruhi gencatan senjata Laut Hitam pada kapal-kapal antara kedua negara. Dan dari situ, secara alami akan ada ketertarikan pada gencatan senjata penuh,” sambungnya, dikutip dari Gulf Times, Senin, 24 Maret 2025.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa delegasi negaranya bekerja dengan "cara yang sepenuhnya konstruktif,” seraya menambahkan: "Perundingan ini cukup bermanfaat, dan pekerjaan delegasi terus berlanjut.

"Tetapi apa pun yang kita katakan kepada mitra kita hari ini, kita perlu membuat Putin memberikan perintah nyata untuk menghentikan serangan," tutur Zelensky dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Delegasi Ukraina di Arab Saudi dipimpin Menhan Umerov, yang mengatakan tujuan dari pertemuan tersebut adalah membantu "membawa perdamaian yang adil lebih dekat dan memperkuat keamanan,” meski Zelensky juga mengatakan perundingan tersebut pada dasarnya bersifat "teknis.”

Putin menyetujui usulan Trump pekan lalu agar Rusia dan Ukraina menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi masing-masing negara selama 30 hari. Tetapi gencatan senjata yang didefinisikan secara sempit itu diragukan, dengan kedua belah pihak melaporkan adanya serangan yang terus berlanjut.

Serangan pesawat nirawak (drone) Rusia berskala besar di Kyiv pada akhir pekan telah menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk seorang anak berusia 5 tahun, menyebabkan kebakaran di gedung-gedung apartemen bertingkat tinggi dan kerusakan di seluruh ibu kota, kata sejumlah pejabat Ukraina.

Zelensky, yang menghadapi kenyataan kemajuan pergerakan pasukan Rusia di Ukraina timur, telah mendukung seruan Trump untuk gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari.

Baca juga:  Serangan Rusia Tewaskan Tiga Warga Ukraina Jelang Negosiasi di Arab Saudi

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)