Uni Eropa Akan Aktifkan Lagi Misi Pemantauan Perbatasan Gaza–Mesir

Aktivitas di titik perbatasan antara Gaza dan Mesir. (Anadolu Agency)

Uni Eropa Akan Aktifkan Lagi Misi Pemantauan Perbatasan Gaza–Mesir

Muhammad Reyhansyah • 13 October 2025 20:02

Gaza: Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, menyatakan kesiapan blok tersebut untuk “melakukan bagiannya” dalam mendukung rencana gencatan senjata di Gaza, serta menegaskan bahwa UE akan mengaktifkan kembali misi sipil untuk memantau perbatasan antara Gaza dan Mesir.

“Rencana perdamaian ini membutuhkan dukungan internasional yang kuat agar berhasil. Uni Eropa siap melakukan bagiannya. Pada Rabu, kami akan mengaktifkan kembali misi sipil untuk memantau perbatasan Gaza–Mesir,” ujar Kallas melalui platform media sosial X dan dikutip Anadolu Agency, Senin, 13 Oktober 2025.

Ia menambahkan bahwa upaya mencapai perdamaian di Gaza merupakan proses yang “sangat kompleks,” namun menilai misi sipil tersebut dapat memainkan peran penting dalam menopang gencatan senjata. 

“Hari ini menandai momen langka penuh harapan di Timur Tengah. Pembebasan sandera merupakan keberhasilan besar bagi diplomasi dan tonggak penting menuju perdamaian. Presiden Donald Trump telah memungkinkan terobosan ini,” lanjut Kallas.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada Senin pagi mengumumkan dimulainya proses pembebasan sandera Israel di Jalur Gaza sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Militer Israel mengonfirmasi melalui X bahwa tujuh sandera telah dibebaskan dan sedang dikawal menuju wilayah Israel oleh pasukan tentara dan Badan Keamanan Shin Bet. Menurut saluran televisi Channel 12 Israel, ketujuh sandera itu telah diserahkan kepada tim ICRC.

Trump sebelumnya mengumumkan bahwa Israel dan kelompok Hamas telah mencapai kesepakatan tahap pertama dari rencana 20 poin yang bertujuan menerapkan gencatan senjata di Gaza. Rencana itu mencakup pembebasan seluruh sandera Israel dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina, serta penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza. Tahap pertama mulai berlaku pada Jumat.

Sementara itu, tahap kedua rencana tersebut mencakup pembentukan badan pemerintahan baru di Gaza tanpa melibatkan Hamas, penempatan pasukan multinasional, dan perlucutan senjata kelompok tersebut.

Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.600 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, meninggalkan wilayah itu dalam kondisi nyaris tak layak huni.

Baca juga:  Israel Mulai Bebaskan 1.966 Tahanan Palestina, Bus Pertama Tiba di Gaza

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)