Presiden Prabowo dan Jokowi Dinilai Sudah Semestinya Berpisah

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Hanteru Sitorus. (Metrotvnews.com/Fachri)

Presiden Prabowo dan Jokowi Dinilai Sudah Semestinya Berpisah

Fachri Audhia Hafiez • 11 February 2025 15:21

Jakarta: Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Pemenangan Pemilu Eksekutif, Deddy Yevri Hanteru Sitorus, menilai Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) sudah seharusnya berpisah. Hal ini merespons soal pernyataan Prabowo bahwa ada pihak yang ingin memisahkannya dengan Jokowi.

"Ya kan pisah dong, orangnya memang sudah berbeda masa digabung-gabungin apa kata orang? Memang kan harus pisah satu mantan presiden, satu presiden," kata Deddy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

Deddy memahami bahwa masih ada hubungan baik Jokowi dengan Prabowo. Namun, hubungan itu mestinya tidak berujung pada keputusan Prabowo yang sesuai dengan keinginan Jokowi.

"Lah hubungan yang baik bukan berarti harus bareng nempel, keputusan Pak Prabowo juga tak harus sesuai dengan Pak Jokowi. Kan setiap pemimpin punya challenge sendiri," ujar dia.
 

Baca juga: DPR Ingatkan Efisiensi Anggaran Negara mesti Terlaksana Arif dan Bijaksana

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyinggung ada pihak yang ingin memisahkan dirinya dengan Jokowi. Hal ini disampaikan Prabowo saat membuka Kongres ke-18 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).

"Kadang-kadang orang sudah enggak berkuasa mau dikuyu-kuyu, mau dijelek-jelekin, jangan. Kita hormati semua hormati semua. Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga untuk bahan ketawa boleh," ungkap Prabowo dalam pidatonya saat membuka Kongres Muslimat NU di Surabaya, Senin, 10 Februari 2025.

Prabowo menilai ada upaya-upaya untuk memecah belah dirinya dengan Jokowi. Bagi Prabowo, ini cuma taktik untuk memecah belah bangsa.

"Pecah belah, pecah belah itu adalah kegiatan mereka-mereka yang tidak suka sama Indonesia. Dari ratusan tahun devide et impera itu adalah taktik strategi untuk memecah belah umat dan bangsa Indonesia, enggak usah dihiraukan," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Meilikhah)