Pelapor Khusus PBB Sebut Rencana Trump di Gaza Tak Bermoral

Pelapor Khusus PBB untuk isu Palestina, Francesca Albanese. Foto: Anadolu

Pelapor Khusus PBB Sebut Rencana Trump di Gaza Tak Bermoral

Fajar Nugraha • 6 February 2025 16:13

Gaza: Usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke negara lain dan menempatkan daerah kantung Palestina di bawah kendali AS ditentang oleh Pelapor Khusus PBB untuk isu Palestina, Francesca Albanese.

Menurut Albanese, apa yang diutarakan Trump jelas melanggar hukum, tidak bermoral, dan sama sekali tidak bertanggung jawab.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers di Kopenhagen, ibu kota Denmark, Francesca Albanese mengecam usulan tersebut dan memperingatkan bahwa usulan itu akan memperburuk krisis regional.

"Itu melanggar hukum, tidak bermoral, dan sama sekali tidak bertanggung jawab, apa yang diusulkannya adalah omong kosong," kata Albanese, seperti dikutip Anadolu, Kamis 6 Februari 2025.

"Itu adalah hasutan untuk melakukan pemindahan paksa, yang merupakan kejahatan internasional," tambah Albanese.

Albanese mendesak masyarakat internasional untuk mengambil sikap yang lebih tegas. “Masyarakat internasional terdiri dari 193 negara, dan inilah saatnya untuk memberi AS apa yang selama ini dicarinya – isolasi,” kata Albanese.

Albanese menepis anggapan bahwa insentif ekonomi dapat menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama di Timur Tengah.

“Sudah terlalu lama, masyarakat internasional memperlakukan masalah Palestina sebagai sesuatu yang dapat dikelola melalui pembangunan, insentif ekonomi, dan bantuan kemanusiaan,” katanya.

“Terus terang, itu tidak berhasil,” tegasnya.

Sambil mengakui pentingnya pertumbuhan ekonomi, ia menegaskan bahwa hal itu tidak dapat mengorbankan hak-hak dasar. “Perdamaian melalui pembangunan ekonomi adalah harapan untuk menyerah, dan itu tidak akan berhasil,” ugkapnya.

“Satu-satunya cara untuk menghentikan kekerasan adalah dengan memberi kesempatan pada perdamaian melalui kebebasan,” tegas Albanese.

Presiden Donald Trump sebelumnya pada Selasa malam dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa "AS akan mengambil alih Jalur Gaza," tak lama setelah mengusulkan pemukiman kembali permanen warga Palestina di luar Gaza.

"Kami akan memilikinya dan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi tersebut, meratakan lokasi tersebut dan menyingkirkan bangunan yang hancur, meratakannya, (dan) menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan dalam jumlah tak terbatas bagi masyarakat di daerah tersebut," kata Trump.

Selama konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Washington pada hari Selasa, Trump mengatakan bahwa AS "akan mengambil alih" Gaza setelah merelokasi warga Palestina ke tempat lain berdasarkan rencana pembangunan kembali yang ia klaim dapat mengubah daerah kantong itu menjadi "Riviera Timur Tengah."

Turki, Yordania, dan Mesir serta negara-negara regional dan Eropa lainnya, termasuk Inggris, Prancis, dan Jerman, telah menolak usulan relokasi Trump.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)