Willy NasDem: Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara

Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya. Foto: Istimewa.

Willy NasDem: Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara

Anggi Tondi Martaon • 15 December 2025 19:08

Ketua Komisi XIII DPR RI, Willy Aditya, menyarankan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan penghargaan kepada aktivis-konten kreator, Ferry Irwandi. Sebab, aksi Ferry dalam tanggap darurat bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sangat mencerminkan nilai-nilai Pancasila.

Hal itu disampaikan Willy dalam forum Refleksi Tahunan 2025 yang diselenggarakan BPIP di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin, 15 Desember 2025.

“Mari kita menjadi bangsa yang pemaaf. Kemudian menjadi bangsa yang tidak pelit memberikan apresiasi. Salah satunya kepada Ferry Irwandi,” ujar Willy.

Politikus Partai NasDem itu menilai, Ferry sangat layak mendapat apresiasi atas aksinya melakukan penggalangan dana untuk tanggap darurat. Setelah itu, Ferry menyalurkan bantuan tersebut secara transparan ke para korban bencana.

Baca juga: Prabowo Sebut Ada Elite Cari Kambing Hitam di Tengah Bencana Sumatra

Eks Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu menyampaikan aksi Ferry adalah pencerminan dari nilai Gotong Royong yang ada dalam Pancasila.

Selain Ferry, BPIP bisa memilih figur-figur yang bisa merepresentasikan nilai-nilai Pancasila dari berbagai sektor. Willy mencontohkan, polisi, tentara, bidan, dokter, guru, birokrat, aparatur sipil negara, pekerja swasta, atau aktivis. 

“Tahun depan, di Refleksi 2026, kita hadirkan di sini,” ungkap pria kelahiran di Solok, Sumbar, tersebut.

BPIP menggelar Forum Refleksi 2025 di Perpustakaan Nasional. Foto: Istimewa.

Penghargaan-penghargaan itu, kata Willy, adalah cara BPIP memperlihatkan contoh hidup dari Pancasila itu. Dengan begitu, BPIP bisa berperan sebagai katalisator untuk perubahan struktural, kultural, dan natural.

Willy menyampaikan, Pancasila adalah pelumas untuk perubahan struktural, kultural, dan natural sekaligus. Menurut dia, Pancasila harus diimplementasikan dalam keseharian masyarakat.

“Saya lima tahun ini, berusaha mendekonstruksi itu, melakukan pendekatan induktif terhadap Pancasila. Saya punya teman, (almarhum) Franky Sahilatua, membikin “Pancasila di Rumahku”. Pancasila sebagai keseharian,” ujar sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggi Tondi)