Jawaban Sri Mulyani saat Ditanya soal Program Makan Siang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Foto: Dokumen Kemenkeu

Jawaban Sri Mulyani saat Ditanya soal Program Makan Siang

Indriyani Astuti • 26 February 2024 16:16

Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan baru akan membahas detail rencana kerja pemerintah (RKP) 2025 setelah hasil pemilihan presiden yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU).
 
Namun, pembahasan pagu indikatif untuk anggaran 2025 sudah mulai dilakukan.
 
"Maret kita melakukan rapat lagi untuk sidang kabinet mengenai pagu indikatif sudah mulai bisa diidentifikasikan program-program yang memang menjadi prioritas dari pemerintah selanjutnya, namun masih dalam konteks wadah APBN yang sehat," ujar Menkeu seusai rapat paripurna mengenai persiapan Ramadan dan Kebijakan Fiskal yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin, 26 Februari 2024.
 
Saat ditanya mengenai program makan siang gratis yang dicanangkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dia mengatakan itu akan didetilkan dalam pagu indikatif dari masing-masing kementerian/lembaga.
 
"Kalau detil nanti lihat di dalam pembahasan mengenai pagi indikatif dari masing-masing K/L nanti kita lihat dari existing program dengan apa yang akan masuk baru, dan nanti akan dihitung dalam sebulan ke depan," tutur dia. 
 

Baca juga: 

Airlangga Beri Sinyal Program Makan Siang Gratis Terealisasi Tahun Depan

Target defisit

Untuk postur awal, ia menjelaskan dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara pemerintah akan menargetkan defisitnya antara 2,45-2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP).
 
Presiden, sambungnya, juga meminta agar postur anggaran 2025 mengantisipasi kondisi ekonomi global.
 
Presiden, imbuhnya meminta agar defisit betul-betul dikendalikan, termasuk memperkirakan dampak dari gejolak ekonomi global, geopolitik, dan lain-lain sehingga kepercayaan terhadap APBN masih tetap bisa dijaga.
 
Saat ditanya apakah besaran defisit juga memperhitungkan program makan siang, ia menyebut itu sudah masuk dalam termasuk seluruh kebutuhan kementerian dan lembaga (K/L).
 
"Semuanya harus sudah masuk di situ enggak ada yang on top. Jadi di dalam defisit sudah termasuk seluruh kebutuhan K/L dan berbagai komitmen," ucap dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)