Asap dari serangan udara Israel di Lebanon. (EPA)
Medcom • 1 October 2024 12:38
Beirut: Serangan udara terbaru yang dilancarkan Israel di berbagai wilayah Lebanon selatan dan timur telah menewaskan setidaknya 63 orang dan membuat 92 lainnya terluka, menurut laporan Kementerian Kesehatan Lebanon.
Rentetan serangan ini merupakan bagian dari eskalasi konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah yang telah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa 45 orang tewas dan 70 lainnya terluka dalam serangan udara mematikan di kota Ain Ed Delb, yang terletak di sebelah timur Sidon, Lebanon selatan, pada hari Minggu. Sebelumnya, jumlah korban tewas yang dilaporkan dalam serangan tersebut mencapai 24 orang.
Di wilayah Hermel, Lebanon timur, serangan udara Israel juga menewaskan 12 orang dan melukai 20 lainnya. Sementara itu, enam petugas medis tewas dan empat lainnya terluka saat pesawat jet tempur Israel menyerang pusat pertahanan sipil di kota Sohmor di Lembah Bekaa bagian barat.
Menurut Kemenkes Lebanon, sejak dimulainya serangan udara Israel pada 23 September, lebih dari 900 orang telah tewas dan 2.700 lainnya terluka di seluruh Lebanon. Beberapa komandan Hizbullah, termasuk pemimpinnya Hassan Nasrallah, juga menjadi korban serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa pada Kamis pagi Tel Aviv hanya akan menerima gencatan senjata jika Hizbullah dipaksa menjauh dari perbatasan utara Sungai Litani dan melucuti senjata mereka.
Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, pada hari Senin menyatakan bahwa Lebanon siap melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang menyerukan pengerahan tentara Lebanon di selatan Sungai Litani sebagai upaya meredakan ketegangan.
Konflik lintas perbatasan ini terus meningkat sejak perang Israel di Gaza dimulai, yang menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah kelompok pejuang Palestina Hamas menyerang wilayah Israel pada 7 Oktober 2023.
Komunitas internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. (Angel Rinella)
Baca juga: WNI di Lebanon Didorong untuk Dievakuasi, Sebagian Memilih Tetap Tinggal