Kereta Tanpa Rel atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) di IKN. Foto: BPMI Setpres
Annisa ayu artanti • 14 August 2024 13:33
Jakarta: Transportasi anyar di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi sorotan publik. Pasalnya, transportasi yang disebut sebagai kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) itu mirip seperti bus gandeng ketimbang kereta.
Sama seperti bus gandeng, Kereta Tanpa Rel atau Autonomous Rail Rapid Transit (ART) digunakan untuk mengangkut penumpang dalam jumlah besar.
Perbedaan bus gandeng dan kereta tanpa rel
Mengutip beberapa sumber, bus gandeng adalah jenis bus yang memiliki dua atau lebih kompartemen yang dihubungkan oleh engsel fleksibel, memungkinkan kapasitas penumpang yang lebih besar dibandingkan bus biasa. Bus ini bergerak di jalan raya seperti kendaraan lainnya dan tidak memerlukan jalur khusus.
Sementara, Autonomous Rail Rapid Transit (ART), yang digunakan di Ibu Kota Nusantara, adalah sistem transportasi inovatif yang menyerupai kereta tetapi beroperasi tanpa rel fisik. ART menggunakan sensor dan teknologi canggih untuk mengikuti jalur yang digambar di jalan, membuatnya terlihat seperti kereta tetapi dengan fleksibilitas bus. ART juga dapat dioperasikan secara otonom (tanpa pengemudi) dan memiliki kapasitas yang besar, mirip dengan kereta ringan.
Apakah ART bisa disebut kereta?
Meskipun ART memiliki desain dan fungsi yang mirip dengan kereta, secara teknis tidak bisa disebut sebagai kereta karena tidak berjalan di atas rel. ART lebih tepat disebut sebagai bus otonom atau kendaraan transportasi massal hybrid yang menggabungkan elemen kereta dan bus.
Perbedaan ART dengan MRT dan LRT
MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit) adalah sistem kereta yang bergerak di atas rel. MRT biasanya memiliki kapasitas besar dan melayani jalur yang lebih panjang, sering kali berada di bawah tanah atau di atas permukaan tanah.
LRT adalah versi lebih ringan dan lebih kecil dari MRT, sering kali melayani jalur yang lebih pendek dengan kecepatan yang lebih rendah.
ART berbeda karena tidak memerlukan rel dan memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam hal jalur dan operasi. ART bisa beroperasi di jalan raya biasa dan tidak membutuhkan infrastruktur rel yang kompleks, seperti yang diperlukan oleh MRT dan LRT.
Kesimpulannya, ART merupakan inovasi yang menggabungkan karakteristik bus dan kereta, memberikan fleksibilitas dan efisiensi dalam transportasi massal, terutama di kota-kota baru.