PBB Sebut Dua Juta Warga Palestina di Gaza Hidup dalam Neraka Dunia

Warga Palestina hidup dalam neraka dunia ciptaan Israel. Foto: EFE-EPA

PBB Sebut Dua Juta Warga Palestina di Gaza Hidup dalam Neraka Dunia

Medcom • 25 June 2024 11:32

Jenewa: Kepala badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini mengatakan, Gaza telah hancur dan menjadi ‘neraka hidup’ bagi lebih dari 2 juta orang pada Senin, 24 Juni 2024.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato pembukaannya saat pertemuan Komisi Penasihat badan tersebut di Jenewa.

“Dalam sembilan bulan terakhir, kita telah menyaksikan kegagalan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah yang ditandai dengan kekerasan selama beberapa dekade,” ujar Lazzarini, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa, 25 Juli 2024.

Menggambarkan situasi yang terjadi sebagai ‘mimpi buruk’ yang tidak dapat dibangunkan oleh warga Gaza, ia menyesalkan tingkat bencana kelaparan di Jalur Gaza merupakan akibat dari tindakan manusia.

“Anak-anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, sedangkan makanan dan air bersih menunggu di truk,” tutur Lazzarini.

Rusaknya ketertiban sipil telah mengakibatkan penjarahan dan penyelundupan merajalela sehingga menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Pejabat itu juga menyebutkan situasi di Tepi Barat telah memperingatkan bahwa tragedi lain sedang terjadi di bawah bayang-bayang Gaza. Hal ini disebabkan lebih dari 500 warga Palestina telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

Mengenai jutaan pengungsi Palestina di wilayah pendudukan Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yordania, Lazzarini mengatakan sebagian besar dari mereka telah tinggal di kamp-kamp selama beberapa generasi.

“Seringkali dengan hak-hak yang terbatas dan dalam kemiskinan yang parah, mereka (warga) menunggu solusi politik yang akan mengakhiri konflik untuk penderitaan mereka,” ungkapnya.

“Hari ini, mereka menyaksikan tragedi Palestina terbesar sejak Nakba,” tambah Lazzarini.

UNRWA bayar ‘harga terburuk' di Gaza

Lazzarini mencatat bahwa 193 personel lembaga tersebut telah terbunuh di Gaza. Ia mengatakan badan tersebut telah membayar harga yang sangat mahal.

Ia juga memperingatkan bahwa ruang operasional badan tersebut menyusut di Tepi Barat karena tindakan sewenang-wenang yang diberlakukan oleh Israel sangat membatasi kehadiran dan pergerakan staf.

“Selain serangan-serangan ini, kita menyaksikan upaya bersama untuk membubarkan UNRWA dengan tujuan mengubah parameter politik yang ada demi perdamaian di wilayah pendudukan Palestina,” jelas Lazzarini. 

“Upaya ini mencakup usulan legislatif yang berupaya melemahkan operasi kami dengan mengancam akan diusir dari kompleks kami dan melabeli UNRWA sebagai organisasi teroris,” tuturnya.

Lazzarini telah menekankan bahwa badan tersebut menjadi sasaran karena perannya dalam melindungi hak-hak pengungsi Palestina dan mewujudkan komitmen internasional terhadap solusi politik.

“Jika kita tidak melakukan perlawanan, entitas PBB lainnya dan organisasi internasional akan menjadi berikutnya yang semakin melemahkan sistem multilateral kita,” tegasnya dan menekankan bahwa Israel berusaha mengakhiri operasi UNRWA. (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)