Pertamina Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Rendah Emisi

Ilustrasi. Foto: dok Pertamina.

Pertamina Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Rendah Emisi

Faustinus Nua • 19 September 2024 14:22

Jakarta: PT Pertamina (Persero) berencana untuk mengembangkan bisnis Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar penerbangan berkelanjutan yang rendah emisi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A Salyadi Saputra terkait rencana pengembangan SAF kedepannya di seluruh Pertamina Grup, baik dari sisi teknologi, finansial, hingga dukungan dari sisi kebijakan pemerintah. Seluruhnya untuk memastikan agar pemanfaatan SAF ini bisa berkembang di industri aviasi Indonesia.

"Pertamina sudah siap dengan SAF. Dari sisi Pertamina Patra Niaga sudah memiliki lisensi Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU) agar dapat menjadi supplier atau menjual SAF. Upaya lainnya adalah Pertamina terus berproses dan upgrading dari sisi kilang agar kedepan menjadi green refinery supaya dapat optimal memproduksi SAF," ujar Salyadi dalam keterangan tertulis, Kamis, 19 September 2024.

"Harapannya semua didukung oleh elemen masyarakat baik Indonesia maupun internasional. Karena adanya kesadaran dari semua pihak bisa menjadikan ini kepentingan masa depan sehingga semua berjalan saling menguntungkan," sambung dia.

Salyadi melanjutkan, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara mempunyai peran ganda. Pertama, Pertamina mempunyai amanah untuk mendukung pemerintah khususnya dalam bidang menjaga ketahanan energi nasional.

Kedua, sebagai entitas bisnis, harus mampu memiliki kinerja finansial yang sehat dan berkelanjutan, sehingga kedepannya Pertamina akan terus mengembangkan bisnis bahan bakar ramah lingkungan.

Menilai SAF adalah bisnis potensial industri aviasi, tegas Salyadi, maka Pertamina secara serius mengembangkan bisnis ini.

"Pertamina telah memiliki bahan Biofuel seperti B35 yang sekarang sangat sukses diterapkan di Indonesia dan mungkin berikutnya akan meningkatkannya menjadi B40 atau B50," terang dia.

"Dari sisi SAF memiliki keunggulan pasar Pertamina tidak hanya dalam negeri, namun dapat merambah ke pasar global, dan kita yakin punya keunggulan kompetitif karena Indonesia mempunyai begitu banyak potensi sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan," tambah Salyadi.
 

Baca juga: Tekan Emisi CO2 dari Pesawat Pertamina Siapkan Avtur Ramah Lingkungan
 

Ciptakan bahan bakar ramah lingkungan


Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga optimistis Pertamina memiliki potensial dalam mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan industri aviasi melalui SAF.

Luhut meyakini Indonesia memiliki potensi besar di bisnis SAF namun diperlukan kolaborasi dengan mitra strategis, termasuk dengan perusahaan global.

Luhut mengungkap perasaan gembira melihat kolaborasi yang dilakukan industri di Indonesia hingga berkolaborasi dengan negara lain. Seperti halnya Pertamina yang telah melakukan kolaborasi dengan Airbus yang akan menjajaki pengembangan ekosistem SAF di Indonesia.

"Saya yakin satu negara tidak bisa melakukannya sendiri. Makanya Pertamina sangat penting bagi Indonesia. Pertamina perusahaan milik negara yang cukup bagus. Kami ingin melihat keterlibatan Pertamina, tapi itu saja tidak cukup," sebut dia.

"Oleh karena itu kami juga mengundang beberapa negara lain juga seperti organisasi transportasi udara dan perusahaan global seperti Airbus," jelas Luhut menambahkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)