Pemerintah Menggalakkan Pencegahan dalam Sistem Kesehatan

Ilustrasi. (medcom.id)

Pemerintah Menggalakkan Pencegahan dalam Sistem Kesehatan

Indriyani Astuti • 6 October 2023 12:56

Jakarta: Pemerintah berencana memperkuat kembali pencegahan dalam program layanan kesehatan, pasalnya prevalensi penyakit tidak menular (PTM) cukup tinggi di Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi menyampaikan hal itu dilakukan sebagai bagian dari transformasi sistem kesehatan

"Kita akan lebih menekankan pada sisi pencegahan. Jadi bukan dari sisi pengobatan (kuratif)," ujar Muhadjir seusai menghadiri rapat tertutup mengenai Peningkatan Layanan Kesehatan Prioritas (SOPHI, SIHREN, dan InPULS) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 6 Oktober 2023.

Selain memperkuat pencegahan, Muhadjir mengatakan cakupan akses layanan kesehatan akan diperluas melalui sistem jaminan kesehatan nasional (JKN). Sehingga pelayanan JKN bisa merata.

"Jadi bisa diakses oleh seluruh warga sesuai dengan program kita universal health care ya," tutur Muhadjir.

Menyambung Muhadjir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah mengajukan proposal terkait transformasi sistem kesehatan. Termasuk memastikan penyediaan alat-alat kesehatan yang diperlukan untuk mencegah fatalitas dari penyakit kronis seperti kanker, jantung, stroke.

Menkes mengatakan pemerintah telah mengesahkan Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Saat ini, sedang dibuat peraturan turunan dari undang-undang tersebut. 

Pemerintah, kata dia, akan mengimplementasikan UU Kesehatan dengan menyiapkan program-program yang bisa dilakukan selama sisa satu tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Terutama karena kita kan sudah mau masuk bonus demografi puncaknya. Kalau masyarakat sudah enggak sehat, masyarakat kita enggak pinter kan kita akan kehilangan momentum untuk masuk ke negara maju," terang Menkes.

Dia mengungkap infrastruktur kesehatan perlu dipersiapkan menjelang Indonesia emas pada 2045. Penguatan layanan kesehatan primer seperti puskesmas, ditujukan untuk edukasi dan preventif (pencegahan) mencegah penyakit kronis.

"Pencegahan itu intinya rajin screening saja, rajin periksa misalnya penyakit kita paling banyak kan stroke, jantung, cancer. Itu yang harus rajin diperiksa ya darah tinggi supaya enggak stroke," jelas Menkes.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dan diabetes, menurut dia, dapat dikendalikan dengan rutin minum obat. Itu merupakan bagian dari pencegahan. 

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol menyebabkan serangan jantung ataupun stroke. Lalu, pasien diabetes bisa berujung pada gagal ginjal.

"Jangan mengobati orang sakit mulu dong. Sakit kan mahal, kualitas hidupnya juga tidak baik. Siapa sih yang sebagus-bagusnya rumah sakit senang dengan rumah sakit?," ucap Budi.

Mengutip laman Kementerian Kesehatan, pemerintah tengah membuka vendor pada penyedia alat-alat kesehatan dalam proyek program Strengthening Indonesia’s Healthcare Referral Network (SIHREN), Strengthening of Primary Healthcare in Indonesia (SOPHI), dan Indonesia – Public Laboratory System Strengthening (InPULS). Adapun total proyek itu senilai US$4 juta. SIHREN, SOPHI, and, InPULS ditujukan untuk mengisi gap ketersediaan alat-alat kesehatan yang belum merata di Indonesia yang terdiri dari 6.500 pulau, serta ada lebih dari 560 rumah sakit rujukan, laboratorium kesehatan, dan 10.000 puskesmas.

Proyek tersebut akan dibiayai oleh tiga Multilateral Development Banks (MDBs) yakni Bank Dunia atau World Bank, Asian Development Bank (ADB), and Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Islamic Development Bank (IsDB) dengan pendanaan pararel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)