Filipina. Foto: Unsplash.
Manila: Filipina berupaya mengumpulkan dana sebanyak USD2 miliar dari penjualan obligasi dolar AS dalam dua bagian dolar AS.
Menteri Keuangan Filipina Ralph Recto menjelaskan tawaran tersebut merupakan bagian dari rencana untuk mengumpulkan dana sekitar USD5 miliar dari pasar luar negeri untuk 2024.
Usulan penjualan obligasi bertenor 10 tahun dan 25 tahun di negara Asia Tenggara ini terjadi pada hari tersibuk penerbitan obligasi global di Asia di luar Jepang sejak Juni 2023. Setidaknya empat peminjam lainnya telah menyiapkan penawaran.
"Saya perkirakan suku bunga kami akan lebih baik dibandingkan peringkat kredit kami. Sejauh ini tarifnya sepertinya oke," kata Recto, dilansir
Business Times, Selasa, 7 Mei 2024.
Filipina mendapat peringkat BBB+ dari S&P Global Ratings, Baa2 dari Moody’s Ratings, dan BBB dari Fitch Ratings, semuanya layak investasi.
Negara ini telah menghentikan praktik memanfaatkan pasar di awal tahun, dan memilih mencari peluang untuk menerbitkan utang baru.
Obligasi jatuh tempo
Perusahaan ini memiliki obligasi senilai USD774 juta yang akan jatuh tempo pada September dan surat utang senilai USD1 miliar lainnya yang akan jatuh tempo pada Oktober.
Pada 2023, Filipina melakukan dua usaha ke pasar obligasi dolar internasional, dengan kesepakatan tiga bagian senilai USD3 miliar pada Januari serta USD1 miliar lainnya dalam bentuk surat utang syariah pertamanya pada November.
Penerbitan obligasi ke pasar global ini akan mendanai defisit anggaran sekitar USD26 miliar pada tahun ini dan memacu perekonomian yang merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di Asia.