Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian
Annisa Ayu Artanti • 30 January 2024 13:40
Jakarta: Pemerintah menargetkan sasaran inflasi tiga tahun ke depan tetap terjaga. Sasaran inflasi 2025, 2026, dan 2027 disepakati masing-masing sebesar 2,5±1 persen.
Sasaran tersebut akan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
“Sasaran inflasi tersebut diharapkan dapat menjangkar ekspektasi inflasi ke depan, menjaga daya saing perekonomian, dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Selasa, 30 Januari 2024.
Sementara itu untuk tahun ini, Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dikatakannya akan melaksanakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi Tahun 2024 sekitar Juni 2024 di Istana Negara dengan tema 'Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga,'
“Kita harapkan, inflasi 2024 tetap terjaga stabil dan menjadi fondasi yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif,” ujar Airlangga.
Airlangga juga menjelaskan, perekonomian Indonesia diproyeksikan akan tetap solid di tahun 2024 ini, dengan proyeksi pertumbuhan di atas lima persen dan didukung inflasi yang tetap terkendali.
Capaian inflasi 2023
Pencapaian inflasi Indonesia di 2023 tercatat sebesar 2,61 persen (year on year/yoy), terjaga stabil dalam rentang sasaran target 3±1 persen.
“Pencapaian tersebut juga didukung oleh mayoritas inflasi gabungan kota IHK (provinsi) yang masuk dalam kisaran sasaran. Kami mengapresiasi kepada Gubernur Bank Indonesia, Menkeu, Mendagri dan para Pimpinan K/L lainnya atas koordinasi dan sinergi kuat sehingga kita berhasil mengembalikan inflasi Indonesia pada kisaran sasaran,” tutur Airlangga.
Untuk Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali, namun inflasi volatile food (VF) masih cukup tinggi, sedangkan inflasi inti dan administered price (AP) menurun. Komoditas pangan yang menjadi penyumbang utama inflasi tahun lalu yakni beras (0,53 persen) dan cabai merah (0,24 persen).
Ia membeberkan, berbagai kebijakan intervensi pasar mampu menahan kenaikan harga pangan lebih jauh, di antaranya melalui pemberian bantuan pangan beras kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), BLT El Nino, penyaluran beras SPHP, masifnya operasi pasar murah dan gerakan pangan murah di daerah, dan bantuan biaya logistik melalui fasilitasi distribusi pangan.
“Optimalisasi intervensi pasar tetap menjadi prioritas untuk dilanjutkan di 2024 guna menjaga stabilitas harga pangan, termasuk bantuan pangan maupun BLT Mitigasi Risiko Pangan sebagai kelanjutan BLT El Nino,” ucap Airlangga.
Inflasi diperkirakan akan terjaga stabil dan terkendali dalam rentang sasaran di 2024, namun beberapa risiko tetap perlu diwaspadai karena dapat memberikan tekanan inflasi.
Tekanan tersebut terutama berasal fluktuasi harga komoditas global akibat tensi geopolitik maupun fenomena El Nino yang masih berlangsung.