Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. (Pool/EPA/EFE)
Willy Haryono • 1 July 2023 17:12
Minsk: Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, sekutu setia Kremlin dalam perang di Ukraina, mengatakan pada Jumat bahwa ia yakin senjata nuklir taktis Rusia yang ditempatkan di negaranya tidak akan pernah digunakan.
Lukashenko dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengakui bahwa beberapa senjata nuklir taktis telah tiba di Belarusia, dan sisanya akan dipasang pada akhir tahun.
Lukashenko, dalam pidato yang menandai hari nasional Belarusia, mengatakan bahwa penempatan senjata nuklir Rusia di negaranya adalah "inisiatif saya yang paling kuat."
"Saat kami bergerak, kami menjadi semakin yakin bahwa mereka (senjata) harus disimpan di sini, di Belarusia, di tempat yang dapat diandalkan," kata Lukashenko dalam sebuah pertemuan di aula besar yang disiarkan kantor berita BelTA.
"Saya yakin kita tidak akan pernah menggunakannya selama mereka ada di sini. Dan tidak ada musuh yang akan menginjakkan kaki di tanah kita," sambungnya, dikutip dari laman India Today, Sabtu, 1 Juli 2023.
Lukashenko, seperti Rusia, telah berulang kali menuduh negara-negara Barat berusaha menghancurkan negaranya. Ia mengatakan bahwa penyebaran senjata nuklir diperlukan untuk mencegah kemungkinan adanya agresor.
Ia mengatakan bulan ini bahwa beberapa senjata nuklir ada di Belarusia, dan pada satu titik sempat menyiratkan bahwa dirinya tidak akan ragu untuk menggunakannya jika memang diperlukan.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pada Jumat kemarin bahwa pengerahan senjata nuklir negaranya tidak melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir tahun 1968 karena Rusia mempertahankan kendali atas senjata tersebut. Ia mengatakan kepada media Tass bahwa Rusia telah dipaksa untuk mengerahkannya.
Lukashenko mengizinkan Putin untuk meluncurkan sebagian pasukannya dari Belarusia dalam invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Selama ini, ia juga mendukung perang Rusia di Ukraina.
Berkuasa sejak 1994, Lukashenko mengandalkan dukungan Putin untuk meredam aksi demonstrasi dalam negeri yang menuduhnya berbuat curang dalam pemilu Belarusia di tahun 2020.
Baca juga: Kremlin: Barat Histeris Terkait Rencana Rusia Simpan Senjata Nuklir di Belarusia