Gedung Bank of Japan. FOTO: AFP
Angga Bratadharma • 31 July 2023 15:19
Tokyo: Bank of Japan (BOJ) memutuskan mempertahankan suku bunga sangat rendah, tetapi mengambil langkah-langkah untuk membuat kebijakan kontrol kurva imbal hasil lebih fleksibel. Keputusan itu menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran atas meningkatnya efek samping dari pelonggaran moneter yang berkepanjangan.
Melansir The Business Times, Senin, 31 Juli 2023, pada pertemuan dua hari, bank sentral mempertahankan target suku bunga jangka pendeknya atau tidak berubah di minus 0,1 persen dan untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun sekitar nol persen.
BOJ mengatakan akan menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang (JGB) 10 tahun dengan suku bunga tetap 1,0 persen, bukan dari suku bunga sebelumnya 0,5 persen. "Pencapaian target inflasi dua persen yang berkelanjutan dan stabil, disertai dengan kenaikan upah, belum terlihat," kata BOJ.
BOJ menambahkan bank harus dengan sabar mempertahankan kebijakan yang sangat longgar. "Dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang sangat tinggi pada prospek ekonomi dan harga, adalah tepat untuk meningkatkan kesinambungan pelonggaran moneter di bawah kerangka kerja saat ini," kata BOJ.
"Dengan melakukan kontrol kurva imbal hasil (YCC) dengan fleksibilitas yang lebih besar dan dengan gesit merespons risiko naik dan turun," tambah BOJ.
Sementara inflasi telah bertahan di atas target BOJ dua persen selama lebih dari satu tahun, Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah berjanji untuk mempertahankan kebijakan yang sangat longgar sampai dia yakin ekonomi dapat mengatasi tantangan global dan memungkinkan perusahaan terus menaikkan upah tahun depan.
Tetapi sumber mengatakan kepada Reuters dewan mungkin akan membahas untuk membuat perubahan kecil pada kebijakan tersebut jika BOJ merasa biaya YCC mulai melebihi manfaatnya.